Wanaloka.com – Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dikembangkan sebagai bioenergi. Rektor IPB University, Prof. Arif Satria menekankan pentingnya mengeksplorasi sumber-sumber bioenergi selain kelapa sawit. Langkah ini penting untuk mendukung transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.
Ia menyebutkan ada 10 sumber bioenergi yang sangat potensial untuk dikembangkan di era pemerintahan baru ini. Ada karet, sekam padi, sampah, tebu, kayu, singkong, batang jagung, mikroalga, sampah organik, juga limbah kelapa sawit.
“Saatnya kita memaksimalkan semua potensi yang ada agar energi terbarukan semakin beragam dan berkelanjutan,” terang dia dalam acara REPNAS National Conference & Awarding Night, Senin, 14 Oktober 2024.
Baca Juga: Mengatasi Kelangkaan Gaharu Alam Lewat Gaharu Budidaya
Arif menyoroti pentingnya mengelola limbah pertanian dan industri yang selama ini terabaikan. Salah satunya sekam padi yang sering kali hanya menjadi limbah.
“Sekam padi selama ini tidak dimanfaatkan. Apabila dikelola dengan baik, sekam padi bisa menjadi bahan bakar biomassa yang sangat potensial,” terang dia.
Ia juga mengungkap potensi limbah karet dan tebu. Ampas tebu misalnya, berpotensi untuk dijadikan bahan bakar biomassa. Sekaligus menjadi alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Mantan Bupati Banyumas Sukses Kelola Sampah karena TPA Ditutup Warga
Kayu yang selama ini digunakan untuk konstruksi, juga bisa diolah menjadi briket atau pellet untuk bahan bakar. Selain itu, sampah organik juga bisa menjadi sumber energi penting.
“Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan gasifikasi sampah untuk menghasilkan energi yang lebih bersih dan efisien,” kata Arif.
Discussion about this post