Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Suwardi, Jika Gurun Pasir Bisa Dihijaukan, Lahan Marginal Indonesia pun Bisa Dipulihkan

Kuncinya adalah memadukan inovasi teknologi tanah, kemauan politik, dukungan industri, dan partisipasi aktif petani.

Sabtu, 16 Agustus 2025
A A
Guru Besar Pertanian IPB University. Foto @suwardi_soil/instagram.

Guru Besar Pertanian IPB University. Foto @suwardi_soil/instagram.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Setiap tahun, sekitar 140 ribu hektare lahan pertanian produktif hilang akibat alih fungsi menjadi kawasan industri, perumahan, dan infrastruktur, mengancam ketahanan pangan nasional.

Saat ini, hampir 82 persen daratan Indonesia atau sekitar 157 juta hektare tergolong lahan marginal dengan produktivitas rendah akibat kendala fisik, kimia, dan biologi tanah.

“Inovasi teknologi tanah dinilai menjadi kunci untuk mengubah jutaan hektare lahan marginal di Indonesia menjadi sumber pangan produktif dan berkelanjutan,” ungkap Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof, Suwardi dalam acara Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University, Kamis, 14 Agustus 2025.

Baca juga: Film Dokumenter tentang Bahaya Limbah Tailing Nikel di Morowali Diluncurkan

Teknologi tanah memegang peran sentral dalam pertanian regeneratif. Sistem ini dapat memulihkan kesehatan tanah, meningkatkan keanekaragaman hayati, menjaga kestabilan iklim, dan memproduksi pangan secara berkelanjutan.

“Jika gurun di belahan dunia lain dapat dihijaukan, lahan marginal Indonesia pun bisa dipulihkan,” kata dia optimistis.

Kuncinya adalah memadukan inovasi teknologi tanah, kemauan politik, dukungan industri, dan partisipasi aktif petani.

Baca juga: Spirit Api dalam Sistem Perladangan Berputar Bergeser Jadi Cara Mudah Membuka Lahan

Lebih dari dua dekade ia melakukan penelitian soal itu. Hasilnya berupa inovasi pemulihan tanah, seperti penggunaan kompos, kapur, biochar, bahan humat, dan zeolit. Kombinasi teknologi ini membuah hasil positif.

Teknologi ini terbukti meningkatkan hasil padi di tanah sulfat masam di Jambi dari 1–2 ton/ha menjadi 5–6 ton/ha. Bahkan mengoptimalkan lahan gambut dan bekas tambang untuk kelapa, kelapa sawit, dan hutan tanaman industri.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: inovasi teknologilahan marginalProf. Suwardi

Editor

Next Post
Warga Bobo di Kabupaten Halmahera Selatan menolak ekspansi penambangan nikel ke desanya, 14 Agustus 2025. Foto Gerakan Save Bobo.

Warga Bobo di Halmahera Selatan Menolak Ekspansi Penambangan Nikel

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media