Baca Juga: Kritik Walhi, Indonesia Tak Bisa Memimpin dengan Contoh Soal Tata Kelola Mangrove
“Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, kejadian gempa bumi ini diakibatkan sesar aktif di sekitar lokasi pusat gempa bumi dengan mekanisme sesar mendatar,” jelas Wafid di Bandung, Kamis, 25 Juli 2024.
Wilayah KRB Sedang-Tinggi
Sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak di Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat. Juga tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya sesar permukaan, bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
“Karena wilayah Kuningan tergolong rawan gempa bumi, harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non structural,” tutur Wafid.
Baca Juga: ESDM Uji Coba B40 untuk Kereta Api, Lalu Pertambangan dan Listrik
Sementara berdasarkan data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 25 Juli 2024 pukul 23.32 WIB, ada 9 unit rumah dan 1 masjid rusak ringan. Lokasi terdampak di 4 desa yang berada di 3 kecamatan, yakni Kelurahan Ciporang dan Purwawiangun di Kecamatan Kuningan; Desa Kertawirama di Kecamatan Nusaherang; Desa Jagara di Kecamatan Darma.
“Warga sempat panik dan keluar rumah. Guncangan dirasakan kuat sekitar 3 hingga 5 detik,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis tertanggal 26 Juli 2024.
Kabupaten Kuningan termasuk wilayah dengan indeks bahaya gempa kategori sedang hingga tinggi. Dalamkajian inaRISK disebutkan sebanyak 32 kecamatan berada di kawasan rawan bencana. Termasuk wilayah yang dihuni warga yang merasakan guncangan gempa tersebut. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM, BNPB
Discussion about this post