Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

8 Kali Keguguran, Badak Sumatra di TN Way Kambas Ini Akhirnya Berhasil Melahirkan

Upaya keras Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas dalam mengembangbiakan Badak sumatra, terkhusus pada badak Rosa yang mengalami gangguan rahim, akhirnya membuahkan kabar gembira.

Senin, 28 Maret 2022
A A
Badak sumatra dan anaknya di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung. Foto ppid.menlhk.go.id.

Badak sumatra dan anaknya di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung. Foto ppid.menlhk.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kabar menggembirakan datang dari Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK) di Provinsi Lampung. Badak betina bernama Rosa akhirnya berhasil melahirkan satu anak badak jenis kelamin betina. Badak betina ini sejak 2017 hingga 2020 mengalami delapan kali keguguran.

Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) Rosa memerlukan waktu tiga jam untuk melahirkan. Sejak masa bunting hingga proses melahirkan dan pascamelahirkan, badak Rosa mendapatkan perhatian intensif dari dokter hewan SRS TNWK, YABI serta dukungan dokter hewan dan perawat hewan internasional.

Para dokter hewan yang terlibat dan siaga di persalinan badak Rosa di antaranya, dokter hewan SRS TNWK dari Yayasan Badak Indonesia (YABI), drh. Zulfi Arsan (koordinator), drh. Ni Made Ferawati, drh. Aprilia Widyawati, dan drh. Vidi Saputra, drh. Dedi Candra dari Ditjen KSDAE, Kementerian LHK, drh. Diah Esti Anggraini dari Rumah Sakit Gajah Balai TNWK dan drh. Bongot Huaso Mulia dari Taman Safari Indonesia. Perawat satwa Sugiyanto, Soca Adi Fatoni, dan Lamijo.

Baca Juga: Momen Langka Menetasnya Telur Elang Jawa Terekam CCTV

Saat persalinan badak Rosa tampak hadir drh. Scott Citino dari White Oak Conservation serta perawat satwa senior Paul Reinhart dari Cincinnati Zoo, Amerika Serikat, serta pakar Reproduksi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Dr. drh. Muhammad Agil, MSc.Agr.

Dengan lahirnya anak badak hasil perkawinan badak Rosa (induk betina) dan Andatu (induk jantan), kini populasi badak di SRS TNWK bertmbah. Tujuh badak lainnya, Bina (betina), Ratu (betina), Andalas (jantan), Harapan (jantan), Andatu (jantan), dan Delilah (betina).

Badak Rosa dan Andatu

Badak Rosa merupakan badak translokal dari Taman Nasional Bukit Barisan. Pemindahan badak Rosa ke SRS TNWK dilakukan karena perilaku badak betina ini tidak takut bertemu manusia dan kerap muncul di jalan dan pemukiman warga.

Perilaku badak Rosa yang lebih merasa aman ketika dekat dengan manusia, kurangnya intensitas perkawinan dan tidak bunting dalam waktu bertahun-tahun, menyebabkan reproduksinya mengalami gangguan dengan munculnya fibroid rahim (miom).

Baca Juga: Anak Krakatau Kembali Erupsi, Semeru Lontarkan Abu Setinggi 1 Kilometer

Sejak 25 November 2005, badak Rosa menghuni SRS TNWK. Pada 2015, badak betina ini berhasil dikawinkan, dan tahun 2017 diketahui badak Rosa untuk pertama kalinya alami bunting. Sayangnya, kebuntingan pertama itu hingga kebuntingan yang kedelapan tahun 2020, badak Rosa mengalami keguguran.

Badak jantan Andatu yang menjadi pejantan badak Rosa untuk kebuntingan kesembilannya hingga berhasil melahirkan, adalah Badak sumatra pertama di Asia yang lahir di penangkaran dalam kurun waktu 124 tahun terakhir, sejak lahirnya anak Badak sumatra di Calcutta Zoo, India. Andatu lahir di SRS TNWK pada 23 Juni 2012, hasil perkawinan badak induk badak Ratu dengan badak Andalas.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Badak SumatraFibroid rahimKementerian LHKSatwa DilindungiSatwa Terancam PunahSuaka Rhino SumateraTaman Nasional Way Kambas

Editor

Next Post
Prof. Lailan Syaufina. Foto ipb.ac.id.

Lailan Syaufina: Kebakaran Hutan dan Lahan Menurun Tajam, Diduga Akibat Covid-19

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media