Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Bambang Hudayana: Kerja Antropologi untuk Memuliakan Masyarakat Adat Belum Maksimal

Masyarakat adat berada pada posisi tawar yang lemah di lingkaran kekuasaan negara. Tapi mereka mampu bangkit dan melakukan konsolidasi bersama.

Kamis, 26 Januari 2023
A A
Guru Besar Antropologi FIB UGM, Prof. Bambang Hudayana. Foto antropologi.fib.ugm.ac.id.

Guru Besar Antropologi FIB UGM, Prof. Bambang Hudayana. Foto antropologi.fib.ugm.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Masyarakat adat memiliki nasib serupa dengan masyarakat asli di berbagai belahan dunia yang mengalami diskriminasi, perampasan, dan pemindahan dari wilayahnya. Di Indonesia, masyarakat adat mengalami pelemahan eksistensi dan penghidupannya secara masif ketika Orde Baru berkuasa.

Setelah reformasi, gerakan masyarakat adat melakukan berbagai agenda aksi untuk meningkatkan posisi tawar dalam relasi kuasa dengan negara. Salah satunya melakukan konsolidasi gerakan sehingga membentuk Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) pada 1999.

“Tren kemajuan gerakan masyarakat adat merupakan buah karya perjuangan mereka sendiri dengan dukungan dan kerja kolaboratif dengan berbagai OMS, termasuk lembaga swadaya masyarakat dan aktivisnya, media, dan akademisi kritis,” ucap Kepala Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Bambang Hudayana dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Antropologi Fakultas Ilmu Budaya UGM, 19 Januari 2023.

Baca Juga: Pengendalian HFC di Indonesia Mulai 2024 untuk Mencegah Pemanasan Global

Kaum akademisi dari disiplin ilmu, seperti antropologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu hukum dan pembangunan sosial banyak menyumbangkan pemikiran bagi masyarakat adat. Sesuai dengan mandat keilmuan, antropologi ikut memberi kontribusi spesifik bagi masyarakat adat dalam bentuk produksi pengetahuan yang relevan untuk alat perjuangan, berperan sebagai profesional antropologi di lapangan, dan terlibat langsung dalam gerakan dengan ikut memfasilitasi kegiatan advokasi dan pendampingan.

Bambang menyebutkan ada enam sumbangsih antropologi bagi gerakan masyarakat adat. Meliputi menghasilkan karya dan metode etnografi, menghasilkan etnografi dan sikap kritis terhadap pembangunan, menghasilkan kajian ekonomi politik atas dominasi perusahaan ekstraktif terhadap masyarakat adat, dan menghasilkan karya etnografi yang bersikap kritis terhadap land grabbing.

Baca Juga: Mitigasi Bencana Karhutla 2023, Pemerintah Warning Perusahaan Swasta

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Aliansi Masyarakat Adat NusantaraAMANantropologiFIB UGMland grabbingmasyarakat adatmetode etnografiProf. Bambang Hudayana

Editor

Next Post
Ilustrasi naskah kuno. Foto TonyPrats/pixabay.com.

Penyelamatan Naskah Kuno di Daerah Rawan Bencana dengan Digitalisasi

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media