Wanaloka.com – Beras biosalin adalah yang toleran pada salinitas tinggi. Varietas dengan nama lengkap Biosalin 1 Agritan dan Biosalin 2 Agritan ini dirilis Kementerian Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Nomor 894 dan Nomor 895 Tahun 2020. Sementara potensi hasilnya mencapai 8,75 ton/hektare untuk biosalin 1 dan 9,06 ton/hektare untuk biosalin 2.
Beras ini potensial dikembangkan di Indonesia yang punya garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada. Badan Riset dan Inovasi Nasioal (BRIN) tengah menginisiasi kerja sama riset mina padi salin di Jepara dengan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Diponegoro (Undip).
“Selain toleran terhadap salinitas, biosalin juga agak tahan terhadap hama wereng batang cokelat, penyakit hawar daun bakteri, dan hama blas,” kata Koordinator Kelompok Riset Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) BRIN, Tri Martini Patria, Senin, 23 Desember 2024.
Baca juga: BMKG Inpeksi Kesiapan Alat Pemantauan Gempa dan Tsunami di Bali
Inisiasi riset ini berawal dari kegiatan kerja sama Smart Farming Biosalin 1 dan 2 antara Undip dan Pemerintah Kota Semarang yang didukung periset eks Kementerian Pertanian yang kini berintegrasi dalam BRIN. Riset bermula sejak tahun 2021 dengan demplot uji coba varietas yang sudah mendapat SK Pelepasan Menteri Pertanian.
Kepala Kampus Undip Jepara Nyoman Widiasa juga menyebut inisiasi kerja sama ini muncul setelah Wakilota Semarang menanam padi salin bersama BRIN. Undip turut berkolaborasi dengan mengambil bagian untuk mengembangkan mina padi salin.
Discussion about this post