Wanaloka.com – Minggu, 7 September 2025 sekitar pukul 16.00 WITA, gunung api Lewotobi Laki-laki terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 100-200 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat daya, barat dan barat laut.
Sehari sebelumnya, Sabtu, 6 September 2025, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali meningkatkan status gunung api di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur itu dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Status gunung api itu sempat diturunkan dari Awas menjadi Siaga pada 23 Agustus 2025 lalu.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Alam (ESDM), Muhammad Wafid menjelaskan peningkatan aktivitas terlihat jelas dari rekaman kegempaan yang mengindikasikan adanya suplai magma menuju permukaan.
Baca juga: Sekitar 360 ha Sawit Ilegal di Leuser Ditumbangkan untuk Pulihkan Fungsi Hutan
“Data kegempaan mencatat lonjakan gempa tremor harmonik dan gempa vulkanik dalam yang mengindikasikan ada suplai magma baru di kedalaman serta migrasi magma dangkal ke permukaan, meskipun pergerakannya relatif lambat,” ungkapnya di Bandung, Sabtu (6/9).
Selain itu, pemantauan deformasi dengan tiltmeter selama sepekan terakhir menunjukkan pola inflasi atau penggembungan tubuh gunung secara perlahan. Kondisi ini patut diwaspadai karena berpotensi memicu erupsi.
Sementara data Global Navigation Satellite System (GNSS) justru memperlihatkan kecenderungan deflasi, yang menandakan aktivitas vulkanik lebih dominan pada kedalaman dangkal.
Baca juga: Alasan Campak Dapat Meyebabkan Kematian dan Wabah
Seiring dengan peningkatan status ini, masyarakat juga diingatkan untuk mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, terutama di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Lewotobi Laki-laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
Bagi warga yang terdampak hujan abu sebaiknya menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan. Sebaran abu vulkanik juga berpotensi mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan jika mengarah ke wilayah bandara maupun rute pesawat.
Baca juga: Tantangan Budidaya Abalon di Tengah Ombak Pantai Selatan yang Tinggi
“Masyarakat diminta tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 kilometer dari puncak, serta pada sektor barat daya-timur laut hingga 7 kilometer dari pusat erupsi,” imbuh Wafid.
Badan Geologi meminta Pemerintah Daerah untuk terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi. Informasi terbaru mengenai perkembangan aktivitas gunung api dapat diakses melalui situs resmi Magma Indonesia maupun kanal media sosial Badan Geologi. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post