Cegah Penularan dengan 3M
Untuk mencegah penularan, dia mengimbau masyarakat untuk tidak lengah menerapkan protokol kesehatan (prokes). Ia menegaskan, vaksinasi hanya salah satu cara untuk menghindari gejala berat.
“Tetap pakai masker yang proper sama seperti sekarang dan menjaga jarak. Kita tidak tahu yang bareng kita itu membawa virus atau tidak,” tukasnya.
Baca Juga: 11 Kecamatan di Purworejo Dilanda Banjir dan Longsor, 6 Ribu Warga Mengungsi
Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk menghindari kerumunan dalam waktu yang lama. Jika tidak dapat, maka masyarakat disarankan untuk berkumpul di ruang terbuka.
“Kita memang sedang dalam proses penurunan gelombang. Tapi pandemi belum selesai. Saat ini kita hidup berdampingan dengan Covid. Preventing jauh lebih penting daripada sesal kemudian,” pesan Atoillah.
Antigen dan PCR Tetap Perlu
Sementara Epidemiolog UGM, dokter Riris Andono Ahmad mengingatkan, meski ada surat edaran itu, tes antigen dan PCR tetap diberlakukan bagi pelaku perjalanan yang belum vaksin lengkap hingga booster.
Mengingat pertimbangan kebijakan penggunaan tes antigen dan PCR untuk menurunkan risiko kemungkinan penularan dalam koridor transportasi. Lantaran virus atau kemungkinan infeksi masih bisa terus terjadi dimana-mana dan tidak bisa dihilangkan sama sekali.
“Negatif antigen dan PCR tidak menjamin tidak ada infeksinya. Orang-orang yang tertular di perjalanan kan tidak hanya di atas kendaraan, kebanyakan kemungkinan justru di terminal atau bandara dan lain-lain,” kata Riris.
Baca Juga: Nyadran di Wadas: Mendoakan Keselamatan Bumi dari Perampasan dan Perusakan Lingkungan
Riris mengakui meski sudah vaksin lengkap hingga booster serta memiliki kekebalan dan risiko tertular yang menurun, tidak 100 persen menjamin terlindungi dari infeksi. Lantaran tidak ada yang aman 100 persen di muka bumi, sehingga perlu upaya untuk menurunkan risiko seminim mungkin sehingga masalah penularan bisa dikendalikan.
“Semuanya kembali kepada masing-masing. Memang yang punya risiko setiap individu, bukan hanya pemerintah. Kalau tidak mau tertular, ya kita harus mengelola kemungkinan risiko. Tapi kalau kita tertular, kita akan menjadi risiko bagi orang-orang di sekitar,” terang Riris. [WLC02]
Sumber: unair.ac.id 14 Maret 2022 dan ugm.ac.id 15 Maret 2022.
Discussion about this post