Wanaloka.com – Bangkai seeokor gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) ditemukan di wilayah perkebunan masyarakat di Desa Srimulya, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur pada 15 Oktober 2022. Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh yang melakukan evakuasi tidak menemukan benda tajam atau alat yang diduga penyebab kematian gajah berkelamin betina tersebut.
“Hasil nekropsi secara makroskopis, dugaan sementara kematian gajah liar itu akibat mengkonsumsi bahan pupuk,” kata Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto di Banda Aceh, 15 Oktober 2022.
Dugaan itu berdasarkan kondisi gubuk kebun warga yang dirusak gajah liar. Lokasinya sekitar 200 meter dari temuan bangkai gajah tersebut. Di dalam gubuk itu terdapat bahan pupuk yang disimpan.
Baca Juga: La Nina Triple Dip Berulang hingga 2023, Waspada Penyakit Musim Penghujan
Sementara kondisi bangkai gajah terbaring pada tubuh sisi kanan. Perutnya mengalami pembengkakan. Kondisi organ satwa yang ddiperiksa telah membiru, mengalami pembengkakan hati, serta pendarahan (hemoragi) di bagian lambung dan usus.
Gajah betina itu diperkirakan berusia 6-7 tahun. Kematiannya diduga terjadi 2-3 hari sebelum ditemukan. Untuk mengetahui kepastian penyebab kematiannya, sampel organ yang meliputi lidah, paru, jantung, lambung, usus halus, usus besar, hati, limpa, ginjal, serta isi saluran cerna akan dikirim ke Pusat Laboratorium Forensik untuk dilakukan uji laboratorium.
Apabila ditemukan dugaan ada kelalaian penggunaan bahan atau alat yang berpotensi membahayakan dan menyebabkan kematian satwa akan diproses secara hukum. BKSDA Aceh akan berkoordinasi dengan Balai Gakkum Wilayah Sumatera dan pihak Kepolisian Aceh Timur untuk mengetahui perkembangan proses penanganan kematian gajah liar tersebut.
Baca Juga: UNS Kembangkan Alarm Warna-Warni untuk Peringatan Dini Banjir Bagi Difabel
Discussion about this post