Wanaloka.com – Menyambut Hari Tani Nasional ke-62 tahun yang diperingati setiap tanggal 24 September, Solidaritas Perempuan Kinasih bersama perempuan petani lestari Kelompok Tani Karisma Kulonprogo, Yogyakarta, menggaungkan kembali ke pola pertanian lestari.
Pola pertanian lestari memiliki tujuan dan semangat untuk kembali pada tradisi bertani yang sesungguhnya, yaitu mengolah segala sesuatu yang berkaitan dengan pertanian secara alami, berdasarkan pada tradisi nenek moyang, bukan industri. Membuat nutrisi sendiri dengan bahan-bahan dari alam sekitar, menentukan siklus tanam, jenis benih, dan masa panen berdasakan kondisi alam dan tanah. Bahkan menentukan harga sendiri tanpa tergantung pada standar harga di pasar.
Baca Juga: Farid Purna Bakti: Atasi Persoalan Lingkungan dan Energi dengan Teknologi Bahtera Nabi Nuh
“Dengan demikian petani tidak dihadapkan pada soal merugi akibat mahalnya biaya produksi, gagal panen karena hama yang menggila, tanah yang makin keras dan gersang bahkan menciptakan pasar sendiri sehingga leluasa dalam menentukan harga. Petani juga masih bisa menyimpan hasil pertaniannya untuk konsumsi, pembenihan, dan pemenuhan pasar. Inilah sistem pertanian lestari, alami, sehingga sekali dayung ada dua hal yang tepenuhi, yaitu keluarga dan sekitarnya,” kata Sana Ullaili, Ketua Badan Eksekutif Komunitas Solidaritas Perempuan Kinasih, Jumat, 23 September 2022.
Dikatakannya, untuk bisa kembali ke pola pertanian lestari tidak mudah. Karena akan berhadapan dengan sistem pertanian yang sudah dibangun saat ini dan iklim sudah mengalami perubahan.
“Perlu dilakukan secara bersama dan berkelompok melalui organisasi. Membangun dan memperkuat kelompok, organisasi penting dilakukan karena akan terbangun pemahaman, kesadaran untuk melakukan gerakan bersama agar bisa kembali ke sistim pertanian lestari dan masyarakat, pemerintah dan anak muda mendukung bahkan terlibat di dalamnya,” ujar Sana Ullaili kepada Wanaloka.com.
Discussion about this post