“Banjir terjadi setelah hujan lebat (pada Senin, 16 Mei 2022) yang menyebabkan debit air Sungai Bremi meluap, sehingga menyebabkan kurang lebih 100 warga terdampak. Selain itu, sebagian akses jalan umum pun ikut terendam. Berdasarkan perkembangan terkini, tidak ada laporan korban jiwa atau luka-luka akibat kejadian banjir tersebut,” kata Muhari, Selasa malam, 17 Mei 2022.
Baca Juga: Literasi Kebencanaan Melalui Seni dan Budaya di Bukittinggi
Saat banjir berlangsung, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, relawan dan aparat desa serta kecamatan segera ke lokasi untuk melakukan kaji cepat dan pendataan. Disamping itu, BPBD Kota Pekalongan juga mengoptimalkan rumah pompa guna mengurangi debit air yang merendam permukiman warga. Monitoring dan pengecekan penyebab terjadi meluapnya Sungai Bremi juga dilakukan guna antisipasi banjir susulan.
Menurut Muhari, kondisi terkini, pada Selasa, 17 Mei 2022, lokasi yang terdampak banjir berangsur surut. Meski begitu, pemerintah daerah dan warga diharapkan tetap waspada dan siaga dalam mengantisipasi potensi banjir susulan.
Baca Juga: Ini Fokus Rancangan Perpres Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial
Analisis InaRisk, Kota Pekalongan memiliki risiko bencana banjir tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada empat kecamatan. Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Kota Pekalongan masih berpeluang mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir.
“BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga, meski saat ini sudah masuk musim peralihan. Masyarakat juga dapat memantau informasi prakiraan cuaca melalui BMKG serta memeriksa potensi bencana disekitar wilayah melalui aplikasi InaRisk,” imbuh Muhari. [WLC01]







Discussion about this post