Baca Juga: Banjir Trenggalek, Satu Orang Meninggal Dunia dan Ribuan Rumah Terendam
Berdasarkan data, jumlah titik panas mengalami penurunan sebesar 93,2 persen dan luasan karhutla juga menurun sebesar 78,6 persen pada 2022 dibandingkan 2019. Selama lima tahun terakhir juga tidak terjadi asap lintas batas maupun penundaan atau penutupan sarana prasarana transportasi akibat asap karhutla.
Alue juga menyampaikan, beberapa contoh best practices pengendalian karhutla seperti pelibatan masyarakat dalam pencegahan karhutla, pengelolaan muka air tanah pada gambut, pengembangan aplikasi early warning system karhutla yang mampu memprediksi potensi karhutla dalam jangka panjang (SPARTAN). Juga patroli terpadu karhutla, penggunaan teknologi penginderaan jarak jauh (remokarhutlate sensing) untuk perhitungan areal bekas terbakar, praktik Persiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB), agroforestri dan paludikultur di daerah gambut, dan lainnya.
Baca Juga: Muchtaridi: Senyawa Pelarut Dietilen Glikol dan Etilen Glikol Mudah dan Murah
Indonesia juga mengusulkan untuk streamlining haze related meeting agar pertemuan-pertemuan di level ASEAN lebih efektif dan efisien. Mengingat selama ini banyak pertemuan di ASEAN yang membahas isu perubahan iklim, karhutla dan penanganan asap lintas batas.
“Agar lebih terorganisasi, lebih harmoni, sinergi dan tidak duplikasi satu dengan yang lain,” tambah Laksmi.
Indonesia juga menyampaikan dukungannya dan partisipasi aktif di dalam penyusunan new ASEAN Peatland Management Strategy (APMS) 2022-2030 dan New Roadmap 2022-2030. [WLC02]
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Discussion about this post