Wanaloka.com – Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Kabupaten Bantul, DIY bukan sejak 23 Juli 2023 dilakukan. Sejak dioperasionalkan pada 1996, TPA Piyungan yang menjadi jujugan tumpukan sampah dari Bantul, Yogyakarta dan Sleman sudah beberapa kali ditutup, lalu dibuka lagi. Lantaran sampah 600 ton per hari yang dibuang di sana sudah melebihi kapasitas sehingga menimbulkan bencana lingkungan bagi masyarakat di sekitarnya.
Upaya mengolah dan mengelola sampah dengan segera perlu dilakukan guna mengurangi penumpukan sampah. Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengembangkan strategi pengolahan sampah secara mandiri dan berwawasan lingkungan, meliputi sampah organik, sampah medis, sampah plastik, hingga sampah yang tak bisa diolah kembali. Upaya tersebut untuk mewujudkan rencana aksi SDGs poin ke-11, bahwa salah satu indikator kota berkelanjutan adalah pengelolaan sampah solid yang baik.
Pada 2011, UGM melakukan pengelolaan sampah secara mandiri dengan mengembangkan fasilitas pengolahan sampah organik menjadi kompos di Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) UGM, di Desa Kalitirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Ronny Rachman Noor: Satwa Liar Bukan Hewan Peliharaan
Kemudian tahun 2016 mendirikan Rumah Inovasi Daur Ulang (RinDU) yang menjadi laboratorium daur ulang sampah dan limbah dengan konsep pengolahan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pengeloaan sampah dilakukan dengan beberapa metode, yakni metode komposting untuk pengolahan sampah organik menjadi pupuk, metode pirolisis untuk pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar, serta metode incinerator untuk pengolahan sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Saat pandemi Covid-19, PIAT UGM mengurai limbah masker dan sarung tangan plastik berkolaborasi dengan sejumlah mitra. Juga membuat sistem pengelolaan limbah untuk meminimalkan dampak limbah ke lingkungan. Sistem tersebut adalah Dropbox-Used Mask (Dumask) yang bertujuan menyediakan jalur pembuangan masker dan sarung tangan bekas dari masyarakat umum secara aman dan ramah lingkungan. Dropbox diletakkan di sejumlah lokasi, kemudian petugas akan mengambil sampah medis untuk dihancurkan dengan pemanasan bersuhu tinggi (pirolisis).
Baca Juga: Gempa Dalam Guncang Laut Jawa, BMKG Ingatkan Potensi Tsunami Selatan Jawa
Discussion about this post