Bahkan micro botanical garden atau mungkin lebih kecil lagi seluas gedung ini bisa dibuat yang memberikan semangat masyarakat yang ingin terus menanam untuk memberikan kontribusi bagi perubahan iklim.
“Buat pengelola kebun raya agar terus berprestasi untuk memperkuat kebun raya sebagai sumber inspirasi,” kata Arif memberikan semangat.
Baca juga: Tanah Longsor di Cilacap, 3 Tewas dan 20 Orang Belum Ditemukan
Pada perhelatan ini dilaksanakan penandatanganan kerja sama antara Brin dengan UN Global Compact Network Indonesia (IGCN) dan BRIN dengan Botanic Gardens Conservation International (BG GCI). Kolaborasi menjadi fokus utama temu pengelola Kebun Raya 2025 untuk meningkatkan kapasitas konservasi, pertukaran pengetahuan, dan standarisasi pengelolaan kebun raya. Diharapkan dapat mempercepat pencapaian sustainable development goals, khususnya pada aspek biodiversitas, edukasi, inovasi, dan kemitraan global.
Sementara, Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian menegaskan pentingnya kebun raya sebagai bagian dari ekosistem riset nasional. Pembangunan kebun raya harus terhubung dengan agenda pembangunan berkelanjutan serta mampu memanfaatkan hasil riset untuk menjawab berbagai tantangan di tingkat daerah maupun nasional.
Sejak periode BRIN pembinaan terhadap kebun raya mengalami perubahan mindset. Pembinaan tidak lagi menjadikan penambahan jumlah kebun raya baru sebagai target utama, tetapi lebih berfokus pada penguatan kemampuan kebun raya untuk lebih self sustain. Penguatan komitmen jangka panjang, serta penguatan kualitas pembangunan dan pengelolaannya sejalan dengan spirit Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2023.
Acara tahunan Temu Pengelola Kebun Raya dilakukan untuk memperkuat jejaring kebun raya di Indonesia sekaligus menjadi ajang untuk bertukar gagasan. Berbagi pengalaman, serta saling menggali dan melakukan adopsi best practices di antara para pengelola kebun raya.
Baca juga: Warga Pulubala Dikriminalisasi, Mendesak Izin Perusahaan Sawit Dicabut
Kebun raya dan upaya konservasi tumbuhan perlu ditempatkan dan dilihat pada perspektif yang lebih luas dibanding dari sekedar preservasi belaka. Kebun raya harus terhubung dengan isu-isu strategis dari realita keseharian kita, sehingga memiliki pemaknaan yang lebih dalam dan peran yang lebih kontributif.
Pengelolaan kebun raya tidak dapat dilakukan sendiri dan parsial.
“Kolaborasi dan penguatan jejaring harus terus dibangun agar ia dapat secara efektif menjadi bagian dari gerakan pada level dan scope yang lebih luas,” kata dia. [WLC02]
Sumber: BRIN






Discussion about this post