Wanaloka.com – Data Pemantau Air Lahan Gambut (Sipalaga) yang dipublikasikan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menunjukkan sebagian besar lahan gambut yang berada di Kalimantan Barat (Kalbar) sudah mongering. Ketinggian air dalam tanah di bawah 40 cm.
“Ketinggian muka air tanah gambut ini sangat rendah dan menunjukkan status rawan,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat, 28 Juni 2024.
Berdasarkan data tersebut, Dwikorita menilai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) penting dilakukan BMKG bersama stakeholder untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Kalbar. Sebab karhutla dapat meluas dan berdampak buruk bagi masyarakat luas.
Baca Juga: Terpesona Kegigihan Lansia Ikut Simulasi Evakuasi Mandiri Erupsi Gunung Merapi
Apalagi data Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2023 mengindikasikan lahan terbakar di Kalbar mencapai 111.848 hektare.
“Ini sangat luas dan OMC akan berupaya untuk memitigasi agar tidak terulang kejadian serupa,” ujar Dwikorita.
Sementara bulan Juli hingga September 2024, secara historis terjadi puncak karhutla di Kalbar dan provinsi lain yang memiliki kerentanan terhadap karhutla.
Baca Juga: Peneliti UGM Kembangkan Microforest 100 untuk Kontribusi Net Zero Carbon
Discussion about this post