Kementan juga telah menganggarkan anggaran sebesar Rp104 miliar untuk mendukung pelaksanaan program empat juta dosis vaksinasi di zona pemberantasan penyakit PMK di daerah.
Baca juga: Proyek Pagar Laut, Komisi II DPR Tegaskan Menteri ATR Jangan Lepas Tangan
“Kami memohon dukungan rekan sejawat dokter hewan dari seluruh institusi. Kami sudah membentuk jalur komunikasi. Tanpa gotong royong, pemberantasan PMK akan sangat sulit kami laksanakan,” ujar Agung.
Kontribusi kampus
Guru Besar FKH UGM Bidang Mikrobiologi Veteriner Prof. Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni mengatakan penyakit PMK adalah salah satu penyakit lintas batas yang sangat menular pada hewan dan dapat menyebar secara nasional dan internasional dengan cepat dan tidak terduga. Ciri-ciri ternak yang terinfeksi dari penularan penyakit ini ditandai lesi pada mulut dan kaki hewan, serta penurunan produksi susu, berat badan, dan gangguan produksi.
“Meskipun angka kematian tidak tinggi, tetapi PMK menyebabkan kerugian dalam perdagangan,” ujar Wahyuni.
Baca juga: Status Awas, Warga Sekitar Gunung Ibu Lakukan Evakuasi Mandiri
Dosen di Departemen Reproduksi dan Obstetri FKH UGM, Prof Agung Budiyanto menegaskan perguruan tinggi, khususnya Fakultas Kedokteran Hewan harus ikut berkontribusi dalam penanganan PMK. Perguruan tinggi bisa berperan sebagai tim satgas, pakar klinis dan laboratoris, serta pelaku pengabdian masyarakat dalam membina masyarakat.
Selain itu, perguruan tinggi juga ikut memberikan dukungan berupa komunikasi, informasi, dan edukasi dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Penanganan jangka pendek dilakukan untuk mengurangi kerugian dengan penanganan yang efektif dan diagnosa yang akurat.
“Langkah yang dapat dilakukan adalah menentukan treatment sesuai dengan kondisi hewan yang ada,” kata Agung Budiyanto.
Baca juga: Korupsi Timah, KIKA Serukan Lawan Upaya Kriminalisasi terhadap Bambang Hero
Setelah dilakukan diagnosa yang tepat, penanganan dilakukan dengan pemberian vitamin, protein, obat cacing, atau perbaikan hormonal.
“Penanganan jangka menengah dan panjang dilakukan dengan vaksinasi, pengobatan, dan penyuluhan ke masyarakat,” imbuh dia. [WLC02]
Discussion about this post