Ardi Andono mengungkapkan kelinci sumatera termasuk satwa langka yang populasinya terus menyusut di habitatnya yang statusnya tergolong terancam punah seperti harimau sumatera.
“Dan ini adalah penemuan yang langka terjadi di hutan Sumatera Barat,” kata Ardi Andono.
Sulit Ditemukan
Merujuk daftar tumbuhan dan satwa yang dilindungi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, kelinci sumatera berada di urutan nomor 72.
Kelinci sumatera termasuk satwa yang sulit ditemukan. Melansir mongabay.co.id, satwa langka ini pertama kali terdokumentasi pada 1972 oleh M. Borner di Taman Nasional Gunung Leuser.
Tahun 1978, J. Seidensticker mengaku melihat kelinci sumatera di sekitar Gunung Kerinci, namun tidak terdokumentasi.
Baca Juga: Mengenal Makanan Khas Blitar Lewat Film “Legenda Kuliner Patria”
Di 1998, Fauna & Flora International merekam individu dalam foto kamera jebak di Taman Nasional Kerinci Seblat. Sejak 1998, dilaporkan penampakan kelinci sumatera di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Tahun 2007, Wildlife Conservation Society–Indonesia Program berhasil mendokumentasikan kelinci sumatera dengan memasang camera trap di kawasan Pulau Beringin.
Baca Juga: Subvarian Baru Omicron Masuk ke Indonesia, Pariwisata Tunggu Kebijakan
Setahun kemudian, tahun 2008, seorang ilmuwan dari WWF sukses mendokumentasikan seekor kelinci sumatera. Tahun 2009, satu ekor kelinci sumatera satu terlihat di sepanjang jalan yang membelah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Baca Juga: Pemerintah Klaim Rehabilitasi 600 Ribu Ha Lahan Mangrove atasi Perubahan Iklim
Jennifer McCarthy dari Massachusetts University dalam penelitiannya berjudul: Using Camera Trap Photos and Direct Sightings to Identify Possible Refugia for The Vulnerable Sumatran Striped Rabbit Nesolagus netscheri (2012), menceritakan saat ia dan timnya melakukan penelitian di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan medio 2008-2011 yang dilengkapi dengan tujuh kamera digital inframerah, memperoleh 10 foto kelinci sumatera. [WLC01]
Discussion about this post