Wanaloka.com – Berdasarkan laporan bencana geologi dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selama kurun Januari-Juni 2022, tercatat telah terjadi 9 erupsi gunungapi, 10 kejadian gempa merusak, dan 318 kejadian tanah bergerak. Sejumlah langkah mitigasi telah disiapkan sebagaimana menjadi salah satu tugas dari Badan Geologi.
Lebih rinci, data yang dilansir dari laman esdm.go.id memaparkan, erupsi sembilan gunungapi tersebut meliputi Gunungapi Dempo, Merapi, Semeru, Anak Krakatau, Ili Lewotolok, Soputan, Karangetang, Ibu, dan Dukono. Erupsi berlangsung secara eksplosif maupun efusif, baik disertai luncuran awan panas maupun guguran lava.
Selain itu, status sejumlah gunungapi mengalami peningkatan. Ada 5 gunungapi yang naik ke level III atau siaga, yakni Anak Krakatau, Merapi, Semeru, Ili Lewotolok dan Awu. Kemudian 15 gunung api di Level II atau Waspada. Sedangkan status 48 gunungapi sudah turun di level I atau normal.
Baca Juga: Likuifaksi Tanah di Seram Bagian Barat Maluku Warga Masih Mengungsi
Kemudian 10 gempa bumi merusak terjadi di Tobelo, Pandeglang, Kepulauan Talaud, Pasaman Barat, Sukabumi, Seram Barat, Kendari, Halmahera Utara, Maluku Barat Daya, dan Mamuju. Sedangkan kejadian gerakan tanah ada 318 peristiwa. Gerakan tanah merupakan bencana geologi yang paling sering terjadi di Indonesia, khususnya saat musim penghujan.
Mitigasi yang Dilakukan
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan menjelaskan, langkah-langkah mitigasi bencana geologi yang dilakukan meliputi pemantauan gunungapi, 13 kegiatan tanggap darurat, 1 pemetaan kawasan rawan bencana (KRB) gunungapi, 2 pemetaan geologi gunungapi, dan 2 revisi peta KRB gunungapi. Serta memberikan 33 rekomendasi terkait aktivitas gunung api di atas normal, 307 VONA, 2 instalasi peralatan pemantauan gunung api, dan 3 optimalisasi peralatan pemantauan gunung api.
Kemudiaan mitigasi gempa bumi dan tsunami yang telah dilakukan meliputi 2 kegiatan tanggap darurat, 7 kegiatan pasca bencana, 2 penyelidikan mikrozonasi gempabumi, 1 pemetaan KRB gempabumi, 1 pemetaan KRB Tsunami, 1 kegiatan sosialisasi, 1 optimalisasi peralatan monitoring sesar aktif, dan 22 rekomendasi.
Baca Juga: Gempa Pohuwato Magnitudo 4,8 Guncangannya Capai III MMI
Upaya mitigasi bencana geologi, Hendra menjelaskan bermanfaat untuk memberikan arahan kepada pemerintah daerah dan memberi kepastian terkait tindak lanjut kebijakan pemda dalam memberikan pelayanan kebencanaan. Selain itu juga terdapat rekomendasi pembangunan kembali daerah bencana dan lahan relokasi pascabencana.
“Sedangkan PVMBG juga tetap melakukan pendampingan dalam penyusunan rencana kontingensi, edukasi kepada masyarakat, serta penyusunan kebijakan terkait tata ruang, peta risiko, dan lain-lain,” papar Hendra.
Discussion about this post