Baca Juga: Ini Rekomendasi Pasca Letusan Gunung Ili Lewotolok Setinggi 2 Km
Pembentukan badan satu data bencana Indonesia juga untuk mengimplementasikan Perpres Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.
Puji Pujiono dari the Pujiono Center mengatakan, penanggulangan bencana dan kejadian bencananya tidak panjang, tetapi jika tidak dipersiapkan maka akan berlarut-larut dalam penyelesaiannya.
Penanggulangan bencana memerlukan data yang kompleks, sistematis dan kualitasnya meningkat, berdaya guna sekaligus konsisten dan terbandingkan baik secara nasional maupun secara global.
Hal ini untuk menjawab tantangan global, data memegang peranan penting untuk mengukur pencapaian target yang sudah disepakati dalam target SFDRR maupun SDGs, dan memastikan dalam setiap penangananbencana, tidak ada kelompok yang tertinggal (inklusif).
Baca Juga: Gempa Mentawai Dirasakan Kuat, Warga Sempat Mengungsi ke Perbukitan
Kegiatan itu dihadiri antara lain BPBD Provinsi NTB, Diskominfotik Provinsi NTB, BPBD Kota Bima, BPBD Kota Mataram, BPS, Bappeda, dinas sosial, dinas peternakan dan kesehatan hewan, dinas pendidikan dan kebudayaan, dinas ESDM, dinas LHK, dinas perumahan dan pemukiman, tim siap siaga, UNFPA, Puji Pujiono Center, Biro Hukum BNPB dan Pusdatinkom BNPB.
Kota Mataram, Provinsi NTB menjadi kota ketiga digelarnya forum data bencana, yang sebelumnya dilakukan di Sumatera Barat dan Yogyakarta. Langkah selanjutnya adalah pembentukan rancangan peraturan badan satu data bencana dan portal data bencana Indonesia. [WLC01]
Discussion about this post