Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mitigasi Konflik dengan Gajah, dari Konvensional hingga Teknologi

Penanganan mitigasi konflik dengan gajah, selain cara konvensional kini mulai lazim dilakukan dengan pemanfaatan teknologi GPS collar.

Selasa, 4 April 2023
A A
Mitigasi konflik dengan gajah, memanfaatkan GPS collar. Foto PPID Kementerian LHK.

Mitigasi konflik dengan gajah, memanfaatkan GPS collar. Foto PPID Kementerian LHK.

Share on FacebookShare on Twitter

Baca Juga: Ini Sumber Gempa Padang Sidempuan Magnitudo 6,4 Dirasakan Cukup Kuat

Pemanfaatan GPS collar kembali dilakukan BBTNBBS bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu pada gajah Ramadhani dari kelompok gajah Jambul yang berjumlah enam ekor, yang berada di kawasan TNBBS, pada 29 Maret 2023. Kelompok gajah tersebut ditemukan di daerah Gunung Gede dengan vegetasi semak belukar.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Krui, Maris Feriyadi menjelaskan, pemasangan GPS collar dapat memberikan kontribusi dalam upaya mitigasi interaksi negatif manusia dengan gajah liar di wilayah SPTN Wilayah III Krui.

Maris menyatakan, pemasangan kembali GPS collar pada kelompok gajah Jambul, agar lebih maksimal dalam pemantauan terhadap pergerakan kelompok gajah Bunga dan kelompok gajah Jambul.

Baca Juga: Hasil Studi BRIN: Frekuensi Terbentuknya Siklon Seroja Dua Tahun Sekali

“Kadang kala kelompok gajah Jambul bergabung dan berpisah dengan kelompok gajah Bunga sehingga menyulitkan tim Satgas dalam melakukan pemantauan dan penghalauan,” kata Maris.

Dengan pemasangan GPS collar pada kelompok gajah Jambul ini, Maris berharap lebih memudahkan dalam pemantauan pergerakan kelompok gajah tersebut.

“Sehingga upaya mitigasi dapat lebih dini dan optimal dilakukan,” imbuh Maris. [WLC01]

Sumber: PPID Kementerian LHK

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Gajah SumateraGPS CollarKabupaten Pelalawankonflik gajah liar dengan wargaKonservasi gajah sumateramitigasi konflik dengan gajahTaman Nasional Bukit Barisan SelatanTaman Nasional Tesso Nilo

Editor

Next Post
Gempadewa di Kantor PWNU Jateng. Foto @Wadas_Melawan/twitter.com.

Gempadewa: Indonesia Tak Butuh Pemimpin yang Terapkan Konsinyasi

Discussion about this post

TERKINI

  • Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon
    In IPTEK
    Senin, 16 Juni 2025
  • Ilustrasi emisi karbon akibat deforestasi. Foto bones64/pixabay.comDokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis
    In News
    Senin, 16 Juni 2025
  • Peneliti Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Maryati Surya. Foto Dok. IPB University.Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama
    In Sosok
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Peresmian Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG di Badung, Bali, 14 Juni 2025. Foto Dok. BMKG.Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Beroperasi 24 Jam Merespons Bencana
    In IPTEK
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Keindahan pemandangan lautan di Raja Ampat, Ppaua Barat Daya. Foto Dok. Kemenpar.Pro Kontra Isu Tambang Nikel, Kemenpar Sebut Raja Ampat Aman Dikunjungi
    In Traveling
    Sabtu, 14 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media