Kunjungan ini hanya tersedia pada hari Selasa dan Kamis dengan durasi setiap kunjungan maksimal 2 jam (dapat disesuaikan dengan kebutuhan). Info mengenai prosedur pendaftaran, jadwal yang tersedia, hingga tata tertib dapat diakses di https://bosscha.itb.ac.id/id/publik/kunjungan/sekolah/.
Kunjungan Siang Berpemandu, yakni program yang ditujukan bagi individu dan keluarga yang dibuka pada hari Sabtu dengan tanggal yang telah ditentukan (ditutup pada hari libur nasional dan cuti bersama). Akan ada 2 sesi pada setiap kunjungan dengan jumlah pengunjung per sesi maksimal 60 orang. Durasi kunjungan selama 1-1,5 jam.
Peserta akan mengunjungi Gedung Teleskop Zeiss, melihat pameran astronomi tematik, hingga pengamatan matahari menggunakan teleskop jika cuaca memungkinkan. Program ini akan menghadirkan astronom profesional yang siap menjawab dan berdiskusi dengan peserta. Info selengkapnya di https://bosscha.itb.ac.id/id/publik/kunjungan/reguler/.
Baca Juga: Catat Tanggal Mainnya, Pecinta Gunung Bisa Ikutan IMTC 2024 secara Hybrid
Wakil Kepala Observatorium Bosscha Bidang Kegiatan Eksternal, Prof. Dhani Herdiwijaya yang juga Dosen Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA ITB mengatakan, melalui kunjungan siang, selain melakukan pengamatan matahari, peserta dapat melihat fasilitas yang ada di Observatorium Bosscha. Pada kunjungan malam, objek pengamatan lebih bervariasi. Peserta dapat melihat bulan, bintang, hingga sejumlah planet jika berbagai faktor memungkinkan.
Sebagai Cagar Budaya
Bangunan Observatorium Bosscha telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor KM.51/OT.007/MKP/2004 dan diperbaharui dengan Surat Keputusan Nomor 184/M/2017.
Ke depan, di kawasan Observatorium Bosscha, ITB akan membangun Teleskop Radio Very Long Baseline Interferometry (VLBI) Global Observing System atau VGOS. Pembangunan tersebut merupakan yang pertama di Indonesia. Dalam pengerjaannya, ITB bekerja sama dengan Shanghai Astronomical Observatory-Chinese Academy of Sciences (SHAO-CAS).
Baca Juga: Gunung Dukono Erupsi Saat Didaki, BNPB Ingatkan Kasus Pendaki Tewas di Marapi
Teleskop tersebut akan bekerja di dalam jaringan yang akan bergabung dengan banyak teleskop radio lainnya di dunia. Dengan menggabungkan data dari beberapa teleskop yang tersebar di seluruh dunia, akan tercipta pengukuran yang presisi terkait jarak dari satu titik teleskop dengan teleskop lainnya. Salah satu implementasinya adalah untuk mengukur pergerakan benua. Dengan alat ini, kecepatan pergerakan dalam jangka waktu tertentu hingga perubahan jarak dari benua tersebut dapat diketahui dengan presisi.
Program kunjungan merupakan salah satu program unggulan dari Observatorium Bosscha selain Nebula (Newsletter Tiga Bulanan), Kelas Daring Astronomi, dan Pengamatan Virtual Langit Malam. Berbagai info kegiatan dapat Anda ketahui melalui Instagram @bosschaobervatory. [WLC02]
Sumber: ITB
Discussion about this post