Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Potensi Lumut Kerak untuk Bumbu Masakan hingga Antbiotik

Lumut ini telah lama digunakan dalam masakan tradisional, tetapi ketersediaannya semakin terbatas.

Sabtu, 5 April 2025
A A
Lumut kerak. Foto BRIN.

Lumut kerak. Foto BRIN.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Indonesia memiliki kekayaan hayati yang belum sepenuhnya terungkap, baik dari segi jumlah jenis maupun potensinya. Banyak sumber daya hayati telah dimanfaatkan secara tradisional maupun melalui penelitian, tetapi masih memerlukan data yang lebih lengkap untuk pengembangannya ke tingkat industri.

Salah satu yang menarik perhatian adalah Usnea spp (lumut kerak) kaya metabolit sekunder dengan berbagai potensi pemanfaatan.

Pemilihan bahan baku dalam masakan daerah dipengaruhi oleh ekologi, ketersediaan sumber daya, dan tradisi budaya. Salah satu contohnya adalah Sayur Babanci, kuliner tradisional khas Betawi yang semakin langka akibat sulitnya memperoleh bahan baku bumbu seperti Usnea spp, rempah yang dikenal dengan berbagai nama seperti ‘tai angin’ atau ‘janggot kai’, ‘kayu angin’. Lumut ini telah lama digunakan dalam masakan tradisional, tetapi ketersediaannya semakin terbatas.

Baca juga: Mengamati Ratusan Trinil Semak Bersiap Mudik dari Tulungagung ke Eropa

Kuliner tradisional khas Betawi merupakan cerminan kekayaan budaya dan identitas rasa yang melekat dalam kehidupan suatu komunitas. Hidangan kuliner sayur babanci dikenal dengan perpaduan rasa dan rempah yang kompleks, mencerminkan kearifan lokal dan kreativitas masyarakat betawi. Namun keberadaan kuliner tradisional kini mulai tergerus oleh modernisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat.

Ada sekitar 512 jenis Usnea spp, terutama di Pulau Jawa. Selain sebagai bumbu, lumut ini juga berpotensi sebagai pewarna alami, antibiotik, hingga obat herbal. Sayangnya, penelitian mengenai pemanfaatannya dalam kuliner masih sangat terbatas. Perlu eksplorasi lebih lanjut diperlukan untuk menggali potensi Usnea spp, baik dalam pengembangan makanan fungsional maupun sebagai bahan baku obat tradisional.

Riset berbasis kearifan lokal

Untuk mendukung riset ini, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) BRIN bekerja sama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia (UKI) melalui penelitian bertajuk “Pengungkapan dan Pemanfaatan Keanekaragaman Rempah (Usnea spp) Berbasis Masyarakat Lokal Suku Betawi”. Kerja sama hingga Maret 2028 ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian secara virtual pada 26 Maret 2025.

Baca juga: Kisah Petani Kopi Cibulao, Dari Penjarah hingga Penjaga Hutan

Kerja sama ini bertujuan membangun jejaring riset antara BRIN dan UKI untuk mengungkap keanekaragaman Usnea spp sebagai bahan pangan, obat, dan kosmetika tradisional. Penelitian ini juga akan mengidentifikasi jenis-jenis potensial, menganalisis morfologi, serta memahami ekologi dan populasi Usnea spp di Jawa. Guna mendukung pelestarian bahan pangan berbasis kearifan lokal dan membuka peluang eksplorasi lebih lanjut.

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Indonesia (UKI), Sunarto menekankan pentingnya melakukan riset mengenai lingkungan dan biodiversitas berbasis kearifan lokal.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BRINbumbu masakankuliner Betawilumut keraksumber daya hayati

Editor

Next Post
Kuku Seloputro, jjenis burung hantu di Cagar Alam Manggis Gadungan. Foto Dok. BBKSDA Jatim.

Kukuk Seloputo, Hantu di Cagar Alam Manggis Gadungan

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media