Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Pulau Nusa Barung, Benteng Keanekaragaman Hayati di Samudra Indonesia

Yang mengejutkan dari eksplorasi terbaru adalah keberadaan ekosistem hutan tropis dataran rendah yang masih sangat asri.

Sabtu, 29 Maret 2025
A A
Pulau Nusa Barung di Samudera Indonesia. Foto Dok. BBKSDA Jatim.

Pulau Nusa Barung di Samudera Indonesia. Foto Dok. BBKSDA Jatim.

Share on FacebookShare on Twitter

Baca juga: Banjir dan Longsor Menerjang Daerah Istimewa Yogyakarta

Beberapa spesies pemangsa langka dari Elang Laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), Elang Ular Bido (Spilornis cheela) dan Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) juga ditemukan mengitari langit Nusa Barung. Ini menandakan rantai makanan di pulau ini masih berfungsi secara alami.

Dalam ekspedisi tersebut, peneliti juga menemukan 11 spesies kelelawar yang semuanya merupakan catatan baru untuk Pulau Nusa Barung. Salah satu spesies yang paling dominan adalah Rousettus amplexicaudatus, kelelawar pemakan buah yang berperan penting dalam penyebaran biji.

Sementara survei herpetofauna berhasil mencatat 19 spesies reptil dan amfibi, termasuk biawak air (Varanus salvator), biawak abu-abu (Varanus nebulosus), serta beberapa spesies katak dan cicak yang sebagian besar merupakan catatan baru bagi pulau ini. Penemuan ini semakin mengukuhkan bahwa Nusa Barung adalah tempat perlindungan penting bagi fauna yang membutuhkan habitat alami yang minim gangguan manusia.

Baca juga: Guru Besar Serukan Pemerintah Lakukan Demokratisasi Energi dan Stop Deforestasi

Analisis bioakustik dan e-DNA

Ada yang menarik dari penggunaan bioakustik untuk mengungkap kehidupan tersembunyi di Nusa Barung. Perekaman suara di kedalaman hutan menghasilkan lebih dari 24.000 anotasi suara. Mayoritas berasal dari burung, serangga, dan amfibi. Analisis soundscape menunjukkan pulau ini memiliki indeks keanekaragaman akustik yang tinggi, mengindikasikan lingkungan yang masih sehat dan kaya spesies.

Teknologi e-DNA yang diterapkan di pulau ini juga membawa kejutan besar. Sampel yang diambil dari sumber air tawar dan batang pohon mengungkap keberadaan 554 spesies dari lima kingdom: Amoebozoa, Animalia, Chromalveolata, Fungi, dan Plantae. Ini termasuk berbagai spesies mikroba yang sebelumnya tak terdeteksi di pulau ini.

Terlepas dari kekayaan biodiversitasnya, Pulau Nusa Barung menghadapi tantangan besar dalam konservasi. Lokasinya yang terpencil dan akses yang sulit membuat penelitian dan pengawasan menjadi tantangan tersendiri. Mengingat empasan ombak Samudra Indonesia membatasi waktu eksplorasi.

Baca juga: Hefni Effendi, Kurangi Polusi Udara Saat Mudik dengan Angkutan Massal

Namun, temuan-temuan baru ini membuka peluang besar untuk konservasi berbasis data. Dengan memahami pola ekologi dan distribusi spesies, pengelolaan kawasan ini dapat disusun lebih baik, memastikan bahwa ekosistem liar di Nusa Barung tetap lestari. Penelitian lanjutan akan terus dilakukan, termasuk pemantauan lebih lanjut terhadap spesies yang baru ditemukan serta kemungkinan adanya spesies langka lainnya yang masih tersembunyi di sudut-sudut pulau.

Pulau Nusa Barung adalah pengingat bahwa masih banyak sudut liar Indonesia yang belum sepenuhnya kita kenal. Setiap penemuan di sini bukan hanya membuka wawasan baru tentang biodiversitas, tetapi juga mempertegas betapa pentingnya menjaga ekosistem yang masih alami ini. Di antara gemuruh ombak Samudra Indonesia, Nusa Barung tetap berdiri sebagai benteng terakhir keanekaragaman hayati, sebuah warisan alam yang patut kita jaga untuk generasi mendatang. [WLC02]

Sumber: KSDAE Kementerian Kehutanan 

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: BBKSDA Jatimkeanekaragaman hayatiPulau Nusa BarungSamudera Indonesia

Editor

Next Post
Gempa M5,4 di Banda Aceh, 20 Maret 2025. Foto InaTEWS.

Banda Aceh Diguncang Gempa Dangkal M5,4 Akibat Sesar Seulimeum

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media