Wanaloka.com – Pengendali Ekosistem Hutan pada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua, Fikri Al Mubarok mengungkapkan sebanyak 19.000 butir telur labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta) telah diamankan di dua lokasi. Aksi pengamanan tersebut dilaksanakan berdasarkan laporan masyarakat dan penyelidikan mendalam oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Asmat terhadap pelaku.
Semula, polisi mengamankan 9.000 butir telur dan 1.809 tukik di kediaman pelaku, Jumat, 13 Desember 2024. Kemudian Sabtu, 14 Desember 2024, polisi kembali mengamankan 10.000 butir telur serta 1.385 tukik di kediaman pelaku yang berbeda.
“Tukik-tukik ditampung di kantor Polres Asmat, sedangkan telur-telur tetap di TKP dan diberi garis polisi karena sudah dalam posisi siap menetas,” kata Fikri.
Baca juga: Hanya Dua dari Puluhan Pelaku Penyerangan Masyarakat Rempang Jadi Tersangka
Pihak Seksi Konservasi Wilayah I BBKSDA Papua bersama dokter hewan dari Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kabupaten Asmat memantau secara rutin. Hampir setiap hari ada tukik yang menetas di dua TKP.
“Saat ini, kami buatkan kolam di satu TKP karena tukik-tukik yang baru menetas harus segera dipindahkan ke air,” imbuh Fikri.
Ribuan telur labi-labi itu tersusun di atas pasir di dalam rumah berdinding tripleks bercat kuning. Tampak banyak cangkang berserakan di sekitar telur yang menandakan sebagian tukik telah menetas. Telur-telur tersebut mendapatkan penanganan intensif hingga menetaskan tukik-tukik dalam waktu bersamaan.
Baca juga: Berendam dalam Air Panas 60 derajat Celcius di TWA Lejja
Menurut Fikri, situasi ini memerlukan dedikasi tersendiri. Demi menjunjung asas filosofis produk hukum tentang konservasi sumber daya alam, barang bukti berupa tukik yang berjumlah ribuan perlu dirawat sedemikian rupa dan dilepasliarkan sesegera mungkin.
“Ini demi mencegah kematian tukik yang terlalu banyak akibat kelebihan populasi di lokasi penampungan,” jelas Fikri.
6 ribu tukik dilepasliarkan
Discussion about this post