Wanaloka.com – Kabar duka dari insan perbukuan menyeruak Rabu, 9 Maret 2022. Hilman Hariwijaya, penulis novel remaja serial Lupus pada era 80-an meninggal dunia pada pukul 08.02 WIB. Kondisi kesehatannya terus menurun sejak akhir 2021 lalu usai mengalami stroke ringan sejak setahun lalu. Laki-laki kelahiran 25 Agustus 1964 ini pergi dalam usia 58 tahun.
Ucapan kehilangan dan duka cita membanjiri media sosial. Terungkap dari para pemilik akun yang mengaku menjadi fans karya-karya Hilman. Selain serial Lupus, Hilman juga menulis novel serial lain, seperti Olga, Lulu, Keluarga Hantu, Vanya, Vladd. Termasuk juga penulis film untuk judul Dealova, The Wall, Anak ajaib, Suka Ma Suka, dan Rasa. Juga menulis cerita untuk sinetron, seperti Cinta Suci, Anak Band, Badai Pasti Berlalu, juga Love Story The Series.
Baca Juga: YLBHI: Kekerasan terhadap Perempuan dalam Konflik Agraria dan Lingkungan Belum Dianggap Krusial
Pertama kali sosok Lupus ditulis Hilman dalam bentuk cerita pendek di Majalah HAI pada 1986. Kemudian dikumpulkan dalam bentuk novel dengan judul pertama Kejarlah Daku Kau Kujitak. Judul tersebut plesetan dari judul film Kejarlah Daku Kau Kutangkap.
Hingga kini sudah ada 15 buku tentang Lupus yang ditulis dan ada 5 kisah yang difilmkan dan disinetronkan. Pemeran Lupus dalam film maupun sinetron berganti-ganti. Dimulai dari artis Ryan Hidayat, Oka Sugawa, Rico Karindra, dan Irgy Ahmad Fahrezy.
Ketenaran Lupus pun tak luput dari tangan dingin ilustrator kawakan, Wedha Abdul Rasyid. Seniman kelahiran 10 Maret 1951 yang juga disebut sebagai Bapak Ilustrator Indonesia ini yang menghadirkan imajinasi sosok Lupus di tengah pembaca.
Dalam membidani ilustrasi Lupus, sebenarnya Wedha bukanlah yang pertama. Sebelumnya ditangani Aries Tanjung yang kemudian pindah ke Tabloid Monitor, sehingga Wedha yang meneruskan. Dan diakui Wedha, imajinasi Lupus versi dia dan Aries berbeda.
Baca Juga: Mengenang Prof. FX Arif Adimulja, Pionir Andrologi yang Membawa Viagra ke Indonesia
“Setelah saya amati, Hilman yang waktu itu belum lama belajar pakai celana panjang, sya putuskan untuk ambil Hilman sebagai acuan dasar Lupus,” tulis Wedha dalam keterangan pada ilustrasi Lupus-nya.
Jadilah Lupus sebagai remaja laki-laki berpostur kurus dan tinggi, berambut gondrong seleher dan berjambul, tas sekolah bertali panjang, cuek, dan ciri khasnya: meniup permen karet.
Rambut berjambulnya pun diilhami gaya rambut Hilman yang ketika itu meniru ala John Taylor. Termasuk juga penghobi permen karet. Kedua gaya itu di-mark-up oleh Wedha hingga menjadi sosok Lupus yang hadir di tangan pembaca.
“Alhamdulillah, gambar ini berhasil menetap di benak penggemar dengan durasi yang panjang,” tulis Wedha.
Baca Juga: Sulawesi Utara dan Maluku Diguncang Gempa di Atas 5 Magnitudo
Uniknya, sosok fiksi Lupus yang diciptakan Hilman dan diilustrasikan oleh Wedha, tak hanya menjadi sosok idola, melainkan juga trendsetter gaya hidup remaja masa itu.
Discussion about this post