Jumat, 27 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Suhandano, Ekolinguistik Membangun Opini Publik untuk Selamatkan Lingkungan

Persepsi manusia mengenai lingkungan diperoleh melalui bahasa, sehingga keterlibatan ahli linguistik dalam upaya penyelamatan lingkungan juga dibutuhkan.

Rabu, 12 Februari 2025
A A
Guru Besar Bidang Linguistik Antropologis FIB UGM, Prof. Suhandano. Foto Donnie/UGM.

Guru Besar Bidang Linguistik Antropologis FIB UGM, Prof. Suhandano. Foto Donnie/UGM.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Masalah lingkungan tengah menjadi perhatian banyak pihak. Menyusul laporan Berkeley Earth, pada 2023 suhu udara telah meningkat lebih dari 1,5 derajat celcius di atas suhu udara pada era pra-industri. Istilah-istilah pemanasan global, perubahan iklim, cuaca ekstrem, banjir bandang, serta tanah longsor yang menceritakan perburukan kondisi bumi sering ditemui di berbagai media.

Sementara persepsi manusia mengenai lingkungan diperoleh melalui bahasa, sehingga keterlibatan ahli linguistik dalam upaya penyelamatan lingkungan juga dibutuhkan. Ahli linguistik dibutuhkan perannya untuk mempelajari bahasa dalam konteks sosial dan budaya penuturnya.

“Para ahli linguistik ini bertugas untuk membangun wacana positif yang dapat menyadarkan penutur bahasa peduli terhadap lingkungan dengan pemakaian leksikon, konstruksi sintaksis, dan berbagai aspek lainnya,” tutur Dosen Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada, Prof. Suhandano yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Linguistik Antropologis, Selasa, 11 Februari 2025.

Baca juga: Pencabutan 18 PBPH Diduga Akibat Potensi Hutan Jauh Menurun

Dalam pidatonya, Suhandana menyampaikan hubungan antara bahasa dan lingkungan menjadi objek kajian cabang linguistik yang disebut ekolinguistik. Di Indonesia, studi ekolinguistik ini dikelompokkan berdasarkan keragaman bahasa, kearifan lokal terhadap lingkungan, kepunahan bahasa, dan kesadaran ekologis.

“Wacana pemberitaan media massa juga perlu dianalisa dalam perspektif ekolinguistik karena pengaruhnya besar terhadap opini publik,” jelas dia.

Ia mengambil contoh penelitian tentang wacana pemberitaan perubahan iklim di media massa dalam 10 tahun terakhir. Bahwa perubahan iklim masih didudukkan sebagai isu global yang menjadi tanggungjawab pemerintah dan organisasi internasional.

Baca juga: Dampak Cuaca Ekstrem hingga 11 Februari 2025 Sebanyak 85 Orang Tewas

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: ekolinguistikFIB UGMperubahan iklimProf. Suhandano

Editor

Next Post
Pembongkaran pagar laut di Bekasi, 11 Februari 2025. Foto Dok. KKP.

Pagar Laut di Bekasi Dibongkar, Dugaan Korupsi di Tangerang Diusut

Discussion about this post

TERKINI

  • Lahan proyek food estate yang memakan lahan hutan. Foto Dok. Greenpeace.Komisi IV DPR Janji Undang Aktivis Lingkungan untuk Bahas UU Baru Kehutanan
    In News
    Kamis, 26 Juni 2025
  • Patroli tim Manggala Agni pasca kebakaran hutan di TNTN, Mei 2025. Foto TNTN.Walhi Riau Ingatkan Penertiban Taman Nasional Tesso Nilo Jangan Represif dan Militeristik
    In Lingkungan
    Kamis, 26 Juni 2025
  • Bentrokan di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis, 7 September 2023, terkait proyek pembangunan kawasan Rempang Eco-City. Foto walhiriau.or.id.Seruan Tokoh Lintas Agama, Tolak PSN yang Merusak Lingkungan dan Menggusur Rakyat
    In Lingkungan
    Rabu, 25 Juni 2025
  • Proses evakuasi wisatawan asal Brazil, Juliana Marins dengan tali lifting, 24 Juni 2025. Foto Basarnas.Jenazah Wisatawan Brazil Telah Dievakuasi dari Danau Segara Anak Gunung Rinjani
    In Traveling
    Rabu, 25 Juni 2025
  • Otter atau berang-berang. Foto KnipsKaline/pixabay.Satwa Langka Kucing Merah Kalimantan dan Otter Civet Muncul Kembali
    In Rehat
    Selasa, 24 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media