Wanaloka.com – Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti meninjau progres Pembangunan Jalan Tol Semarang – Demak Seksi 1 di Jawa Tengah, Sabtu, 9 November 2024. Pembangunan Jalan Tol Semarang – Demak yang terintegrasi tanggul laut dengan polder diharapkan menjadi solusi permasalahan banjir rob di Semarang Timur, khususnya kawasan Kaligawe – Sayung.
Ia berpesan pembangunan tol tersebut tetap memperhatikan aspek kualitas konstruksi, aspek waktu, dan aspek estetika.
“Tolong ya tetap perhatikan beutifikasi, tidak hanya jalan tolnya tetapi juga rest area. Desain rest area mesti ada landmark dengan pemandangan laut biar sebagai ikon,” kata Diana.
Direktur Jenderal Bina Marga Rachman Arief Dienaputra juga meminta agar Kasatker dan para PPK Pembangunan Jalan Tol Semarang – Demak lebih memacu progress sehingga target operasional tol ini di tahun 2027 dapat tercapai.
Jalan Tol Semarang – Demak memiliki total panjang 26,95 km yang dibangun dalam 2 seksi, yakni Seksi 1 Kaligawe – Sayung sepanjang 10,64 km yang konstruksinya berupa jalan di atas tanggul laut. Kemudian Seksi 2 ruas Sayung – Demak sepanjang 16,31 km yang konstruksinya sudah berada di daratan dan telah beroperasi sejak 25 Februari 2023.
Untuk pekerjaan konstruksi Seksi 1 Kaligawe – Sayung dilaksanakan dengan dukungan pemerintah melalui Loan CEXIM Bank dengan progres konstruksi saat ini telah mencapai 24,66 persen dan progres pembebasan lahan sebesar 88,15 persen.
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi 11 Kali Sehari, Radius Zona Aman Diperluas 9 Km
Pekerjaan tol ini meliputi peninggian Jembatan Kaligawe, elevated freeway, dan pile slab untuk paket 1A; pekerjaan tanggul laut dan jalan utama, On/Off Ramp Terboyo, Jembatan Kali Babon dan Kali Sayung serta rest area dan Gerbang Tol untuk paket 1B.
Kemudian pembangunan Kolam Retensi Terboyo (sekitar 189 Ha) dan Sriwulan (sekitar 28 Ha), Rumah Pompa Terboyo dan Sriwulan untuk 1C. Diharapkan seluruh konstruksi tol ini selesai awal 2027.
Sementara pembangunan sistem pengendali banjir dan rob kawasan Tambak Lorok Tahap II telah selesai. Pekerjaan infrastruktur pengendali banjir ini meliputi pembangunan 2 kolam retensi yang terdiri dari kolam retensi 1 seluas 12,02 hektare (Ha) dilengkapi 3 pompa air bekapasitas masing-masing 500 liter/detik.
Baca Juga: Surat Komunitas Vegan untuk Prabowo, Percepat Upaya Atasi Pemanasan Global
Selanjutnya kolam retensi 2 seluas 8,57 Ha dilengkapi 3 pompa masing-masing berkapasitas 500 liter/detik, saluran kolektor sepanjang 1.062 meter, dan tanggul laut sepanjang 2.120 meter. Pekerjaan sistem pengendali banjir dan rob kawasan Tambak Lorok Tahap II dikerjakan sejak 2022 hingga 2024 dengan biaya APBN senilai Rp236 miliar.
Diana mengatakan pembangunan sistem pengendalian banjir dan rob kawasan Tambak Lorok Tahap II diharapkan dapat melindungi banjir dan rob di wilayah Semarang seluas 55 hektare dan hunian masyarakat sekitar 2.250 rumah.
“Bulan November, Desember, Januari biasanya cuaca ekstrem, saya minta tolong kesiapan pompa air, kecepatan pompa air. Dan tolong juga jaga elevasi kolam retensinya untuk mengantisipasi. Tolong juga siapkan posko tim siaga di sini,” kata Diana.
Discussion about this post