Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Yang Dilakukan Ketika Digigit Ular di Alam Bebas

Mengenali perbedaan ular berbisa dan tak berbisa perlu menjadi bekal pengetahuan para pecinta alam. Pengetahuan itu menjadi bekal penanganan ketika digigit ular.

Senin, 27 Maret 2023
A A
Ilustrasi ular berbisa. Foto winterseitler/pixabay.com.

Ilustrasi ular berbisa. Foto winterseitler/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pengetahuan tentang racun atau toksin diperlukan saat melakukan wisata alam. Mengingat beragam jenis hewan yang berkeliaran bebas ditemui yang tak menutup kemungkinan mempunyai bisa atau racun. Langkah antisipasi apa saja yang perlu dipersiapkan?

Adalah Dokter Spesialis Emergency Medecine (SpEM) Tri Maharani yang memaparkan materi “Peran Ilmu Toksinologi di Wisata Alam Bebas” dalam ajang Indonesia Mountain Medicine Summit (IMMS) 2023 pada 19 Maret 2023.

Maha, demikian panggilan akrabnya, mengaku sejak kecil tertarik tentang alam dan hewan. Setelah menyelesaikan studi spesialisnya, ia mencoba melihat apa masalah di Indonesia yang belum terselesaikan.

Baca Juga: Cedera Akut dalam Pendakian Tak Sembarang Pijat dan Urut

“Yaitu gigitan hewan berbisa. Salah satu yang biasa ditemui adalah ular,” kata Maha.

Menurut data yang dikumpulkan Maha, insiden gigitan ular di Indonesia mencapai angka 135 ribu pada 2021 dengan jumlah kematian sebesar 10 persen.

“Tugas kami adalah mengetahui efek venom (bisa atau racun ular). Kelemahan tenaga medis adalah tidak tahu identifikasi ular yang kadang dipikir berbisa, ternyata tidak,” ungkap Maha.

Baca Juga: Dokter Pendaki Serukan Kesadaran Publik Soal Keselamatan Pendakian

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alam bebasgigtan ularilmu toksinologiimobilisasiular berbisaular tidak berbisa

Editor

Next Post
Ilustrasi badai gunung. Foto Simon/pixabay.com.

Penyakit Ketinggian Saat Naik Gunung, Cegah dengan Persiapan

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media