Wanaloka.com – Menulis biografi menjadi semacam pekerjaan kekinian. Apalagi sudah banyak orang yang getol memproklamasikan dirinya sebagai biograf. Banyak pula tokoh yang menyambut tawaran biograf tersebut.
“Dan sebagian besar biograf di Indonesia berprofesi sebagai wartawan,” kata Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM, Prof. Ana Nadhya Abrar dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar yang berjudul Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi sebagaimana dilansir dari laman ugm.ac.id, 10 Maret 2022.
Pernyataan Abrar mengutip data penelitian Safari Daud terhadap 30 biograf di Indonesia. Meskipun juga ada penulis biografi dari kalangan sejarawan, intelektual, aktivis, politisi, pensiunan tentara dan sastrawan. Abrar menyebutkan ada dua mantan wartawan yang bisa digolongkan sebagai biograf terkenal Indonesia yakni Ramadhan KH dan Alberthiene Endah.
Baca Juga: Usai Liburan Malah Tak Bersemangat, Itu Tanda-tanda Post-Holiday Blues
Lantas seperti apa penulisan biografi di tangan wartawan?
Bagi Abrar, wartawan yang menulis biografi bertujuan untuk meningkatkan intelektualitas khalayak. Umumnya wartawan menjadikan bahasa sebagai alat interaksi antara dirinya dan khalayak. Dalam menulis biografi, wartawan menggunakan teknis jurnalisme berkaitan dengan keterampilan menggunakan bahasa jurnalistik. Meskipun menggunakan bahasa jurnalistik sekalipun, tetap memiliki ciri khas menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baku dan benar.
“Lewat kemampuan itu, seorang biograf harus menunjukkan keterampilannya menulis. Jika tidak terampil menulis, biografi yang mereka tulis tidak akan memperoleh sambutan yang hangat dari khalayak,” kata Abrar.
Dalam menciptakan narasi dan kisah biografi menggunakan bahasa jurnalistik, wartawan punya kesempatan yang luas untuk menghasilkan biografi yang mengutamakan nilai kemanusiaan.
Baca Juga: Obituari Widodo: Petani Melawan Penambangan Pasir Besi dengan Menanam
“Pengutamaan nilai kemanusiaan inilah yang menjadi batas kanan jurnalisme dalam penulisan biografi,” imbuh Abrar.
Discussion about this post