Rabu, 27 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Apakah Vaksin Efektif Mencegah Penularan Varian Covid-19, Ini Simulasinya

Virus SARS-CoV-2 terus bermutasi. Benarkah vaksinasi yang telah dilakukan tidak efektif menangkal varian-varian baru Covid-19?

Selasa, 8 Februari 2022
A A
Simulasi efektivitas vaksinasi Covid-19 oleh Pakar Patologis RS UNS Tonang Dwi Ardyanto. Foto uns.ac.id.

Simulasi efektivitas vaksinasi Covid-19 oleh Pakar Patologis RS UNS Tonang Dwi Ardyanto. Foto uns.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pandemi Covid-19 belum berakhir. Bahkan virus SARS-CoV-2 terus bermutasi. Salah satunya varian Omicron yang mengancam di depan mata. Ada kekhawatiran vaksinasi yang sudah dilakukan tidak efektif menangkal varian-varian baru Covid-19. Benarkah?

Muncul spekulasi bahwa pandemi Covid-19 tidak akan berakhir dalam 1-2 tahun ke depan. Dampaknya, orang menyangsikan efektivitas vaksinasi.

“Vaksin tetap bermanfaat mencegah penularan Covid-19,” kata Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tonang Dwi Ardyanto seperti yang dilansir dari laman uns.ac,id, Senin, 7 Februari 2022.

Baca Juga: PPKM Jabodetabek, DIY, Bali, Bandung Raya Naik Level 3, Tempat Hiburan Tetap Buka

Tonang mengakui, seseorang yang sudah divaksinasi dosis pertama atau lengkap tetap berpeluang tertular Covid-19. Namun, vaksinasi tersebut bisa mengurangi tingkat keparahan dan kematian.

“Pada uji klinik dulu, target yang sudah terbukti memang baru pada tahap mencegah gejala. Belum teruji apakah mampu mencegah infeksi. Setelah dipakai 1 tahun lebih, ada data yang bisa dianalisis,” papar Tonang.

Soaal vaksinasi booster, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan program tersebut sejak tanggal 12 Januari 2022 yang lalu. Vaksin booster diberikan kepada masyarakat berusia 18 tahun ke atas yang telah mendapatkan vaksin dosis kedua dengan jangka waktu lebih dari enam bulan.

Tonang pun membuat simulasi sederhana berapa persentase terjadinya infeksi pada kelompok yang sudah divaksinasi maupun yang sama sekali belum divaksinasi. Tonang membaginya menjadi tiga bagian.

Pertama, apabila dilihat dari data sejak tanggal 1 Januari sampai 4 Februari 2022, secara kumulatif terdapat 183.974 kasus Covid-19 baru. Tonang kemudian menyimulasikan, jika jumlah sebenarnya dianggap sebesar 10 kali lipat, maka total kasus kumulatif sebanyak 1.839.740.

Baca Juga: Ada 4 Kelompok Rentan Omicron, Masyarakat Bergejala Ringan Diminta Berempati

Sementara persentase masyarakat yang sudah divaksinasi lengkap hingga saat ini sudah mencapai 48 persen atau setara 130.462.639 orang. Total yang sudah divaksinasi dosis pertama sebanyak 68 persen atau setara 186.205.028 orang.

Jika ditemukan kasus penularan Covid-19 di antara kelompok yang sudah divaksinasi, maka bisa disebut Breakthrough Infection atau mudahnya disebut B-Infection rate.

“Simulasi pertama, jika semua kasus baru itu dianggap terjadi pada yang sudah tervaksinasi minimal satu dosis, maka B-infection rate sebesar 0,99 persen,” jelas Tonang.

Pada simulasi kedua, jika jumlah kasus baru Covid-19 itu proporsional sebesar 68 persen atau 13 dari 18 kasus pada kelompok tervaksinasi dan 32 persen atau 5 dari 18 kasus pada kelompok belum divaksinasi, maka B-Infection rate sebesar 0,68 persen.

Baca Juga: Tips Pakar Unair Menghadang Omicron dengan Meningkatkan Imunitas

“Simulasi ketiga seandainya jumlah kasus sama banyak, sebut saja masing-masing 9 dari 18 kasus, masing-masing pada kelompok tervaksinasi dan belum tervaksinasi, maka B-Infection rate adalah 0,49 persen,” terang Tonang.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: B-infection rateCovid-19Omicronsimulasivaksinasivaksinasi boostervarian Omicron

Editor

Next Post
Personel Kepolisian di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa, 8 Februari 2022. Foto tangkap layar akun Instagram GEMPADEWA.

Walhi Yogyakarta Desak Kapolri Beri Perhatian Peristiwa di Desa Wadas

Discussion about this post

TERKINI

  • Guru Besar Ilmu Ekologi Manajemen Satwa Liar IPB UNiversity, Prof. Burhanuddin Masy’ud. Foto ipb.ac.id.Burhanuddin Masy’ud: Konservasi Eksitu Bisa Ubah Satwa Dilindungi Jadi Tak Dilindungi
    In Sosok
    Selasa, 26 September 2023
  • Rapat terbatas Presiden Jokowi membahas masalah Rempang. Foto Dok. BPMI Setpres.Pemerintah Hanya Menggeser Rumah, Walhi: Warga Rempang Jangan Terhasut
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Peta Pulau Rempang. Foto ugm.ac.id.Diskusi UGM, Ini Alasan Pemerintah Ngotot Bangun PSN Rempang
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof. Bambang Suhartanto. Foto ugm.ac.id.Bambang Suhartanto: Beternak Sapi di Bawah Tegakan Perkebunan Sawit
    In Sosok
    Senin, 25 September 2023
  • Tim penjelajah biodiversity BKSDA Kalimantan Tengah. Foto ppid.menlhk.go.id.Jelajah 10 Hari di Kalteng Temukan Potensi 16 Spesies Baru
    In News
    Senin, 25 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media