“Semua harus sudah dipersiapkan secara matang,” tegas Dwikorita.
Apalagi, wilayah pantai di Cilacap merupakan kawasan padat penduduk, termasuk kantor pemerintahan, pusat perekonomian, dan lain sebagainya.
“Tanpa sistem mitigasi dan peringatan dini yang andal, dampak ikutan dari gempa dan tsunami di kawasan industri berpotensi memperparah intensitas kerusakan yang diakibatkan,” tegas Dwikorita.
Keterlibatan pihak swasta di kawasan industri Cilacap juga diharapkan ikut serta menguatkan Sistem Peringatan Dini Daerah yang telah dibangun dengan swadaya masyarakat yang jumlahnya masih terbatas.
Baca Juga: Hiu Paus Totol Berat 1 Ton Mati Terdampar di Sungai Bogowonto
“Mengingat kawasan industri dan perekonomian di Pantai Cilacap juga masuk dalam zona rawan gempa dan tsunami, tentunya pihak swasta dan industri harus bersiap pula dengan menguatkan Sistem Peringatan Dini di kawasan industri tersebut,” imbuh Dwikorita.
BMKG bekerja sama dengan pemerintah daerah, BNPB dan BPBD serta multi pihak terkait, rutin menggelar SLG di titik-titik rawan gempa bumi dan tsunami. SLG dinilai sangat bermanfaat untuk memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah untuk mengelola risiko dan bencana.
Sejak 2021, pelaksanaan workshop SLG fokus pada edukasi gempabumi dan tsunami. Sekaligus menjadi wadah BMKG bersama masyarakat atau komunitas untuk membentuk Masyarakat Siaga Tsunami (Tsunami Ready Community) untuk menguatkan Ketangguhan Desa Tangguh Bencana (DESTANA).
Baca Juga: Terjadi Gempa Letusan, Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada
Selain itu, BMKG juga memberikan peta bahaya tsunami di setiap lokasi pelaksanaan SLG. Harapannya, peta tersebut menjadi acuan pemerintah daerah dalam menyusun mitigasi gempabumi dan tsunami di daerahnya.
“Gempa dan tsunami tidak ada yang bisa memprediksi. Semuanya dari Tuhan, dari Allah. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka harus siap. Kesiapan ini harus disertai dengan edukasi melalui SLG ini,” kata Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji.
Tatto juga berharap, peserta yang mengikuti SLG bisa menyerap ilmu yang diberikan, menularkan, menerapkan, dan menjelaskan kepada masyarakat terkait mitigasi bencana. SLG di Cilacap diikuti 60 peserta dari undur TNI, Polri, Basarnas, Satpol PP, PMI, perwakilan SKPD, kecamatan, kelurahan atau desa, relawan, dan masyarakat umum. [WLC02]
Sumber: bmkg.go,id







Discussion about this post