Hasil kaji cepat Pusdalops BNPB dampak cuaca ekstrem di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Sabtu malam, 8 Oktober 2022, tanah longsor dengan tinggi 3 meter dan lebar 8 meter di jalan penghubung Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Watumalang, atau tepatnya di Desa Gumawang Kidul, Kecamatan Watumalang.
“Peristiwa itu sempat menghambat mobilitas penduduk karena jalur tertutup material tanah longsoran. Beruntung tidak ada korban jiwa. Tim gabungan memastikan saat ini jalur tersebut sudah dibersihkan dan dapat kembali dilalui kendaraan,” kata Muhari.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem di 32 Provinsi hingga 15 Oktober 2022
Kejadian angin kencang di Dusun Pagersampang, Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, mengakibatkan pohon besar tumbang hingga menutupi jalan dan memutus kabel jaringan listrik. Tim gabungan menangani dengan mengerahkan gergaji mesin pemotong kayu dan peralatan lainnya.
“Akses jalan sudah kembali dibuka dan sisa batang pohon diserahkan kepada warga setempat untuk dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan kebutuhan lainnya,” ungkap Muhari.
Dampak cuaca ekstrem di Wonosobo juga teradi di Jalan Nasional Wonosobo-Kaliangkrik tertutup material longsor sepanjang 6 meter dan tinggi 15 meter.
“Kendati tidak ada korban jiwa, namun peristiwa itu sempat menghambat mobilitas penduduk. Saat ini jalan tersebut sudah dapat dilalui setelah tim melakukan pembersihan,” sebut Muhari.
Baca Juga: BIN Ingatkan, Bencana Alam Dapat Mengancam Keamanan Negara
Di Desa Kumejing, Kecamatan Wadaslintang lima rumah milik warga rusak terdampak pergerakan tanah, dan jalan desa sempat terputus karena terkena material. Kendati tidak ada korban jiwa, namun keretakan tanah mengancam 30 rumah.
Tanah longsor yang berdampak pada akses jalan juga terjadi di Desa Somogede, Kecamatan Wadaslintang. Selain itu, material longsor juga menutup aliran air. Tanah longsor berdampak pada rumah warga yang bersebelahan dengan gedung sekolah. Rumah dan sekolah yang berada di lereng tebing terdampak material longsoran hingga mengalami kerusakan du bagian dinding dan atap.
“Tim gabungan segera melakukan antisipasi demi meminimalisir dampak buruk,” kata Muhari.
Hujan selama lebih dari 10 jam telah menyebabkan meluapnya air sungai berdampak rusaknya jembatan di jalan Desa Karanganyar menuju Desa Andonglawak. Dampak lainnya, jebolnya tanggul irigasi persawahan sepanjang 25 meter hingga banjir menggenangi areal persawahan. [WLC01]
Discussion about this post