Wanaloka.com –Kedeputian Bidang Pencegahan BNPB menyerukan kepada pemerintah daerah dan masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana dampak cuaca ekstrem. Sejumlah wilayah di Indonesia beberapa hari terakhir dilanda musibah banjir dan longsor dampak cuaca ekstrem. Di Bali, lima orang meninggal dunia dampak cuaca ekstrem.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem terhitung mulai tanggal 9 sampai 15 Oktober 2022. Menurut BMKG, dalam sepekan ke depan wilayah Indonesia akan berpotensi mengalami gejala fenomena alam seperti gelombang tinggi, angin kencang, angin putih beliung, hujan deras dan yang dapat disertai petir.
Fenomena itu dapat berdampak pada kejadian bencana seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang dan sebagainya.
BMKG merinci, setidaknya ada delapan provinsi yang masuk pada kategori siaga potensi cuaca ekstrm yang meliputi Aceh, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem di Bali, Lima Orang Meninggal Dunia
Merespons peringatan cuaca ekstrem dari BMKG, Kedeputian Bidang Pencegahan BNPB mengeluarkan imbauan, peningkatan koordinasi BMKG di seluruh daerah agar tetap memberikan informasi dini cuaca. Kepada pemangku kebijakan daerah dan masyarakat agar meningkatkan kewasapadaan. Peningkatan koordinasi antar kementerian/lembaga yang ada di daerah guna memupuk sinergitas bersama dalam penanggulangan bencana.
Imbau lainnya, penataan lingkungan untuk pencegahan jangka panjang. Khusus untuk mencegah pohon tumbang karena angin, maka pemangkasan cabang dan ranting harus dilakukan secara berkala. Sosialisasi dan imbauan baik kepada instansi terkait maupun masyarakat agar dilakukan. Sebab penanggulagan bencana adalah urusan bersama.
“Apabila ada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun di bawah lereng atau tebing agar dievakuasi sementara jika terjadi hujan dalam durasi lebih dari dua jam,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari pada Senin, 10 Oktober 2022.
Menurut Muhari, adapun mengaktifkan tim siaga hingga menyiapkan dan mengelola sumber daya manusia, logistik dan peralatan serta Pusdalops daerah juga menjadi penting agar komponen yang telah terbentuk lebih siap sebelum terjadi bencana.
Baca Juga: Dampak Hujan Lebat, Warga Hilang Terseret Banjir hingga Amblasnya Jalur Kereta Api
“Apabila diperlukan, maka pemerintah di daerah dapat menetapkan status tanggap darurat dan membentuk pos komando. Selain itu perbarui informasi prakiraan cuaca dan penanggulangan bencana melalui instansi terkait seperti BMKG, BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas dan lintas instansi terkait lainnya,” imbuh Muhari.
Cuaca Ekstrem di Wonosobo
Discussion about this post