Senin, 27 Maret 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Chusnul Arif: Metode SRI, Budidaya Padi Hemat Air dan Mengurangi Emisi

Fenomena perubahan iklim tak mungkin terelakan. Perlu langkah mitigasi krisis pangan, salah satunya lewat metode SRI dalam budidaya padi di sawah.

Jumat, 27 Januari 2023
A A
Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB University, Dr.Chusnul Arif. Foto ipbtraining.com.

Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB University, Dr.Chusnul Arif. Foto ipbtraining.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Petani Indonesia masih mengandalkan genangan air berjumlah besar dalam budidaya padi di sawah. Padahal cara tersebut dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca dan gas metan. Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian IPB University, Doktor Chusnul Arif menyebut ada metode budidaya padi sawah yang lebih ramah lingkungan, yakni metode System of Rice Intensification (SRI). Metode yang telah dipelajari Chusnul dan dipublikasi sejak 2008 itu juga diyakini bisa menjadi mitigasi kekeringan akibat perubahan iklim.

“Sistem SRI mulai diperkenalkan di Madagaskar untuk membudidayakan padi di lahan kering,” jelas Chusnul dalam PodSIL (Podcast Teknik Sipil dan Lingkungan) kampusnya.

Ada enam prinsip dalam metode SRI. Pertama, benihnya muda sehingga hanya membutuhkan 7-14 hari dan dapat memotong waktu semai. Kedua, padi ditanam dengan jarak agak lebar untuk memberi ruang tanaman dan anakan untuk tumbuh. Ketiga, satu lubang ditanami satu tanaman.

Baca Juga: Peluncuran Portal I-LEAD Berisi Putusan Hukum Kasus Lingkungan di Indonesia

Keempat, sistem irigasi lebih efektif dengan metode intermiten atau berselang. Kelima, penyiangan secara intensif untuk mengurangi gulma sekaligus meningkatkan aerasi tanaman. Keenam, direkomendasikan untuk menggunakan pupuk organik agar menghasilkan produk lebih sehat.

Beberapa kelebihan metode ini, seperti penggunaan benih lebih sedikit, sehingga lebih hemat. Jumlah air yang digunakan pun hemat hingga 40 persen.

“Kondisinya lebih kering, sehingga gas metan atau emisinya dapat dikurangi,” kata Chusnul.

Baca Juga: JM-PPK ke Istana, Tagih Pelaksanaan Rekomendasi KLHS Kendeng dan Pengesahan RPP Karst

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Dr. Chusnu ArifEmisi gas rumah kacaIPB Universitymetode SRIperubahan iklimswasembada berasSystem of Rice Intensification

Editor

Next Post
Desain ruang publik ramah lingkungan di perkotaan karya mahasiswa ITS. Foto its.ac.id.

Desain Ruang Publik Ramah Lingkungan dengan Teknologi Piezoelectric Energy

Discussion about this post

TERKINI

  • Acara Indonesia Mountain Medicine Summit di Unair. Foto unair.ac.id.Dokter Pendaki Serukan Kesadaran Publik Soal Keselamatan Pendakian
    In Traveling
    Senin, 27 Maret 2023
  • Dua gempa mengguncang Laut Banda, Maluku sejak Minggu malam hingga Senin dini hari, 27 Maret 2023. Foto tangkap layar Google Earth pusat gempa 5,3 magnitudo di Laut Banda, berdasarkan koordinat BMKG.Dua Gempa di Laut Banda Maluku Dirasakan Hingga Skala IV MMI
    In Bencana
    Senin, 27 Maret 2023
  • Para pendaki Wissemu dari Universitas Parahiyangan di puncak Gunung Elbrus. Foto unpar.ac.id.Harto Memilih Urung Mendaki Hingga Puncak Elbrus, Ini Alasannya
    In Traveling
    Senin, 27 Maret 2023
  • Dampak pembukaan jalur tambang di Desa Wadas, pemukiman warga dilanda banjir. Foto Ist.Ancaman Bencana Hidrometeorologi, Gempadewa: Hentikan Tambang
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Maret 2023
  • Ilustrasi kekeringan. Foto MrsBrown/pixabay.com.Siapkan Mitigasi, Indonesia Diprediksi Alami Hawa Panas dan Curah Hujan Tinggi
    In News
    Minggu, 26 Maret 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media