Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Eko Yulianto, Siklus Pembentukan Pulau-pulau di Indonesia Belum Berhenti hingga Kiamat

Pulau-pulau di Indonesia tak terbentuk tiba-tiba. Ternyata ada fenomena tektonik dan vulkanik sebagai penyebabnya. Bagaimana prosesnya?

Kamis, 12 Januari 2023
A A
Peneliti Geoteknologi BRIN, Eko Yulianto di dekat dasar laut yang terangkat di Simeulue akibat gempa 2004. Foto Twitter @YonKerbauRawa

Peneliti Geoteknologi BRIN, Eko Yulianto di dekat dasar laut yang terangkat di Simeulue akibat gempa 2004. Foto Twitter @YonKerbauRawa

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kajian menarik lainnya terkait kemunculan pulau-pulau baru pascagempa juga dikemukakan Peneliti Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eko Yulianto. Melalui utasan pada akun Twitternya, tertanggal 10 Januari 2023, Eko menegaskan, bahwa kemunculan pulau baru di Tanimbar itu sangat wajar.

“Bahkan hampir semua pulau di Indonesia muncul karena dua fenomena utama. Pengangkatan tektonik dan pertumbuhan gunung api (vulkanik),” jelas Eko.

Eko juga mengunggah video berdurasi 1 menit lebih yang menggambarkan model gerak tektonik pada 55 juta tahun lalu hingga saat ini yang mengangkat dan mendorong pembentukan pulau-pulau di Indonesia. Siklus jutaan kali gempa itulah yang menjadi salah satu faktor utama pembentukan pulau-pulau di Indonesia.

Baca Juga: Pulau Baru Pascagempa Maluku, Gunung Lumpur atau Pengangkatan Dasar Laut?

“Siklus itu belum berhenti sampai kiamat. Bahwa ada pulau baru yang muncul dan ada yang tenggelam,” jelas Eko.

Dan proses pembentukan pulau-pulau di Indonesia itu tak sekonyong-konyong jadi. Melainkan butuh kejadian berulang kali selama jutaan tahun. Setiap gempa besar dangkal dengan mekanisme gerak sesar naik akan mengangkat dasar laut sedikit demi sedikit.

Proses itu dapat dilihat jejaknya pascagempa Aceh M9,3 pada Desember 2004 silam. Di mana bagian utara Pulau Simeulue terangkat sekitar 3 meter, sedangkan bagian selatan turun. Kemudian usai gempa Nias pada Maret 2005, bagian selatan Simeulue juga terangkat kembali dan bagian utara turun. Pengangkatan permukaan pulau itu mengakibatkan banyak mata air dari sumur-sumur msyarakat yang hilang.

Baca Juga: Budi Setiadi, Lahirkan 17 Inovasi Melon untuk Kosmetik hingga Seukuran Apel

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BRINEko Yuliantogempa Acehgempa Niaskerak bumilempeng benuapulau barupulau-pulau di Indonesiapulau-pulau Simeulue

Editor

Next Post
Penanganan gempa Maluku, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto pada Kamis, 12 Januari 2023, meninjau salah satu rumah terdampak gempa Maluku magnitudo 7,9 [parameter update M7,5] di Kepulauan Tanimbar. Foto BNPB.

Penanganan Gempa Maluku, BNPB Salurkan Dana Rp1,6 Miliar

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media