Wanaloka.com – Upaya mitigasi konflik gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) liar dengan manusia di Provinsi Sumatera Selatan, kembali dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan dengan memasang Global Positioning System Collar (GPS Collar) kepada kelompok gajah sumatera liar dengan jumlah 13 ekor.
Pemasangan GPS Collar dilakukan pada ‘pimpinan’ gajah sumatera liar berkelamin betina yang diberinama Meisya dengan berusia sekitar 25 tahun dengan bobot 2,7 ton.
Langkah mitigasi konflik gajah sumatera liar dengan manusia di Sumatera Selatan ini merupakan yang ketiga kali dilakukan dalam kurun waktu 2022 hingga 2023.
Baca Juga: Mitigasi Konflik dengan Gajah, dari Konvensional hingga Teknologi
Pada tahun 2022, BKSDA Sumatera Selatan melakukan pemasangan GPS Collar terhadap dua kelompok gajah sumatera liar yakni kelompok Meilani berjumlah 34 ekor gajah, dan kelompok Meissi berjumlah 14 ekor gajah.
Kepala BKSDA Sumatera Selatan, Ujang Wisnu Barata menyebutkan, kawasan Sugihan-Simpang Heran merupakan areal habitat gajah yang memiliki luas sekitar 632 ribu hektar, merupakan koridor di kawasan hutan produksi.
“Koridor tersebut didelineasi atas dasar pertimbangan jejak kehadiran dan hasil monitoring berkala,” kata Ujang.
Pemasangan GPS Collar berhasil dilakukan pada Minggu, 14 Mei 2023 lalu.
Discussion about this post