Wanaloka.com – Berdasarkan data Magma Indonesia, Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara mengalami 17 kali erupsi sepanjang Jumat, 17 Januari 2025 dari pukul 02.17 WIT hingga 23.52 WIT. Tinggi kolom abu teramati antara 500-800 meter di atas puncak.
Dalam rapat koordinasi yang digelar di Pos Komando Penanganan Darurat Erupsi Gunung Ibu di Kantor Bupati Halmahera Barat, Jumat, 17 Januari 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Halmahera Barat sepakat untuk mengungsikan masyarakat yang masih berada di wilayah atau zona bahaya Gunung Ibu. Rapat dihadiri perwakilan BNPB, BPBD Maluku Utara, Bupati Halmahera Barat, Sekda Halmahera Barat, Dandim 1501/Ternate, Kapolres Halmahera Barat, Forkopimda Halmahera Barat, kepala desa dan tokoh masyarakat di wilayah zona bahaya.
Berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), ada enam desa dalam radius 5 sampai 6 kilometer dari puncak yang harus dievakuasi. Desa-desa ini berpotensi risiko ancaman lahar dan lava pijar.
Baca juga: Proyek Pagar Laut, Komisi II DPR Tegaskan Menteri ATR Jangan Lepas Tangan
Adapun enam desa yang dimaksud adalah desa yang berada di Kecamatan Tabaru yaitu, Desa Sangaji Nyeku, Desa Sosangaji, Desa Tuguis, Desa Togoreba Sungi, Desa Borona, dan Desa Todoke. Dari enam desa tersebut, warga Desa Sangaji Nyeku sudah terevakuasi semua oleh tim gabungan menuju beberapa titik pengungsian.
“Warga mengosongkan desa mereka untuk dibawa ke tempat pengungsian agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi,” kata Bupati Halmahera Barat, James Uang.
Pihaknya menyatakan telah berkoordinasi dengan kepala desa serta tokoh masyarakat setempat agar sementara waktu berkenan pindah ke pengungsian.
Baca juga: Status Awas, Warga Sekitar Gunung Ibu Lakukan Evakuasi Mandiri
James juga mengeluarkan imbauan tentang Pengendalian dan Pengamanan Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Api Ibu di wilayah Kecamatan Tabaru ditujukan kepada Camat Tabaru dan Kepala Desa di kecamatan itu.
Isi imbauan antara lain, masyarakat tidak beraktifitas di dalam zona rekomendasi bahaya Gunung Ibu. Kemudian bijak dalam memberikan izin keramaian kepada warga masyarakat. Dan ketika terjadi letusan, masyarakat diminta untuk menghindari lokasi rawan bencana dan berlindung di tempat aman.
Rapat koordinasi ini sekaligus mengaktifkan Pos Komando dengan Dandim 1501/Ternate Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono sebagai Komandan Posko. Adietya menyampaikan fokus utama operasi dalam beberapa hari ke depan adalah meneruskan evakuasi di lima desa tersisa.
Baca juga: Korupsi Timah, KIKA Serukan Lawan Upaya Kriminalisasi terhadap Bambang Hero
Proses evakuasi masyarakat di satu desa pada 16 Januari 2025 telah mengerahkan 260 personil TNI, Polri, Satpol PP dan tenaga kesehatan di lokasi.
“Harapannya dalam dua hari ini dapat menyelesaikan semua proses evakuasi,” kata Adietya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati menyampaikan peran BNPB dalam hal ini adalah memberikan pendampingan bagi pemerintah daerah dan memenuhi kekurangan yang ada.
Discussion about this post