Wanaloka.com – Kalimantan Timur mempunyai sungai abadi, sungai permanen yang airnya mengalir sepanjang tahun, yakni Sungai Mahakam. Sungai ini telah menjadi urat nadi kehidupan sejak semula masyarakat Kalimantan Timur ada dan terus bertahan hingga sekarang.
Mengingat sungai sangat penting untuk kehidupan, sehingga sejak dahulu sungai kerap disebut sebagai Air Kehidupan atau Tirta Amerta.
Untuk masyarakat Kalimantan Timur pada umumnya, juga masyarakat Mahakam Ulu, Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Samarinda, Sungai Mahakam pantas disebut sebagai Maha Kama. Artinya, anugerah kehidupan (cinta) yang agung atau besar.
Sungai Mahakam bukan hanya menjadi sumber air bersih, melainkan juga menjadi alur transportasi, jalur ekonomi. Juga ruang pertemuan kebudayaan dan penopang kehidupan karena hasil tangkapan berbagai jenis ikan yang bertumbuh dan berkembang di lingkungannya.
Sungai Mahakam memang unik, karena mempunyai cadangan air yang sangat besar. Tertampung di danau-danau dataran banjir {danau kaskade} di bagian Mahakam Tengah. Lumbung air itu ada di tiga danau besar, Semayang, Melintang dan Jempang, dan puluhan danau-danau lain yang lebih kecil.
Kisah tentang Mahakam diawetkan dalam penghormatan terhadap Pesut Mahakam, mamalia air tawar yang kerap dianggap sebagai binatang mitologis. Mitologi lain tentang Mahakam adalah tuah airnya. Dipercaya siapa pun yang meminum air Mahakam akan kembali ke Mahakam.
Ini menandakan air Mahakam adalah air yang memanggil.
Kehilangan tuahnya
Mahakam memang memanggil. Namun yang datang berbondong-bondong adalah pencari ‘harta karun’ Kalimantan Timur. Pada 1970-an, Mahakam dibanjiri kayu gelondongan, kayu hutan alami yang ditebang dari hutan hujan tropis yang ada di sekitar aliran Sungai Mahakam. Masa itu dikenal dengan nama Banjir Kap.
Ketika kejayaan kayu berlalu, Mahakam tidak juga sepi karena sampai kini, Sungai Mahakam menjadi salah satu alur teramai lalu lalang ponton pengangkut batu bara.
Sungai Mahakam berubah. Selama ini, sungai dan daerah aliran sungainya juga menjadi ruang hidup bagi 298 jenis burung, dimana 5 di antaranya adalah burung endemik, menjadi habitat bagi 147 jenis ikan air tawar, dan rumah terakhir bagi Pesut Mahakam, mamalia air tawar yang terancam punah. Dana satwa-satwa itu hidup terancam karena habitatnya makin tercemar dan rusak.
Mahakam yang merupakan ruang hidup bersama sejak jaman Kerajaan Hindu dan Kesultanan Islam ini, semakin hari semakin diprivatisasi untuk kepentingan ekstraksi. Pengerukan sumber daya alam Kalimantan Timur yang dibawa keluar, kemudian hanya meninggalkan cemar untuk Sungai Mahakam.
DAS Mahakam kehilangan tutupan hutan hujan tropis abadinya, evergreen low land rainforest. Sebab bukaan lahan hanya membawa sedimen yang membuat air Mahakam menjadi buruk dan danau-danau tempat penyimpanan airnya menjadi mendangkal. Padahal tutupan hutan ketika musim hujan memberi asupan nutrisi untuk Sungai Mahakam dari hulu hingga ke hilir ini.
Discussion about this post