Wanaloka.com – Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB) sekaligus pakar gempa, Prof. Irwan Meilano mengatakan gempa bumi magnitudo 5,0 yang mengguncang Kabupaten Bandung dan sekitarnya pda 18 September 2025 lalu mengingatkan Kembali masyarakat akan risiko gempa di wilayah Jawa Barat. Bahwa gempa bumi tidak hanya berasal dari zona megathrust di pantai selatan.
“Kami seringkali berfokus pada potensi gempa dari zona subduksi di selatan (megathrust). Namun, gempa kali ini mengingatkan kembali, sumber gempa lain juga bisa berasal dari sesar aktif di daratan,” kata Irwan, Jumat, 20 September 2024.
Baik gempa yang bersumber dari sesar maupun megathrust sama-sama merupakan hasil dari proses pergeseran tektonik yang ada di cincin api Indonesia. Meskipun magnitudo gempa dari sesar aktif ini biasanya lebih kecil dibandingkan gempa megathrust, namun gempa sesar yang jaraknya yang lebih dekat dengan permukaan bisa menyebabkan kerusakan yang sama signifikannya dengan yang diakibatkan megathrust.
Baca Juga: Kamajaya Bantu Petani Pastikan Awal Musim Tanam Lebih Akurat
Selain itu, kemungkinan adanya berbagai gempa susulan yang terjadi. Menurut dia, sebuah gempa dapat diikuti dengan gempa susulan sebagai pelepasan sisa energi. Masyarakat perlu diimbau agar tetap waspada.
“Gempa susulan mengindikasikan gempa melepaskan energi satu kali saja. Sisa energinya dilepaskan dalam energi susulan,” jelas dia.
Sebagaimana diketahui, gempa di Kabupaten Bandung itu menyebabkan kerusakan bangunan, terutama di Kecamatan Kertasari dan Pangalengan. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, hingga saat ini gempa tersebut diikuti 33 gempa susulan. Getaran empat gempa susulan di antaranya masih dapat dirasakan warga saat itu.
Baca Juga: Fahmy Radhi, Hentikan Ekspor Laut Sebab Sama Saja Menjual Negara
Discussion about this post