Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kadar Glukosa Penderita Diabetes Turun Usai Konsumsi Kratom

Ekstrak kratom memiliki sifat antioksidan yang mampu melindungi sel dari radikal bebas, seperti spesies oksigen reaktif (ROS) dan oksida nitrat.

Minggu, 22 September 2024
A A
Ilustrasi ekstrak daun kratom untuk obat diabetes. Foto tangkapan layar BRIN.

Ilustrasi ekstrak daun kratom untuk obat diabetes. Foto tangkapan layar BRIN.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Daun kratom masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat karena klaim manfaat kesehatan dan kontroversinya. Tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia ini, salah satunya digunakan untuk keperluan medis tradisional, seperti obat untuk diabetes. Bahkan Pusat Riset Vaksin dan Obat, Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah melakukan riset terkait aktivitasnya secara farmakologis, terutama proses pengujian kratom untuk obat diabetes dengan uji in vivo dan in vitro.

“Sebab secara empiris didapat data dari beberapa teman di Kalimantan yang mempunyai riwayat diabetes. Mereka mengonsumsi kratom, ternyata level glukosanya menjadi rendah. Kondisinya pun menjadi lebih bagus dibandingkan sebelum mengkonsumsi kratom,” papar Kepala Pusat Riset Vaksin dan Obat, Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Masteria Yunovilsa Putra dalam BRIN Insight Every Friday (BRIEF) edisi 133 bertema “Kratom: Traditional Uses vs Modern Applications”, Jumat, 20 September 2024.

Kementerian Perdagangan Indonesia pun secara resmi mengatur kebijakan penanganan, pemanfaatan, dan perdagangan kratom yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2024.

Baca Juga: Irwan Meilano, Gempa Bumi Tak Hanya dari Zona Megathrust di Pantai Selatan

Ada 40 jenis senyawa alkaloid

Kratom (Mitragyna speciosa) merupakan tanaman endemik di Asia Tenggara, terutama di wilayah Malaysia dan beberapa daerah di Thailand. Habitat mayoritas di Indonesia terdapat di Kalimantan. Umumnya kratom diekspor ke Amerika dan Eropa.

Kratom adalah tumbuhan Rubiaceae, satu keluarga dengan kopi. Nama local di Kalimantan Barat adalah “purik” atau “ketum”, sedangkan di Kalimantan Timur adalah “kedamba” atau “kedemba”.

Masteria menjelaskan, penggunaan kratom secara tradisional dikonsumsi langsung daun keringnya atau diseduh dengan air panas, dan diminum sebagai teh. Terdapat beberapa tipe daun dari Kratom ini, yaitu kratom yang memiliki urat daun berwarna hijau dan merah.

Baca Juga: Kamajaya Bantu Petani Pastikan Awal Musim Tanam Lebih Akurat

“Kratom dipercaya dapat mengobati infeksi usus, nyeri otot, batuk, diare, serta dapat meningkatkan energi dan suasana hati atau mood booster. Pada abad ke-19, di Malaysia dan Thailand para pecandu opium menggunakan kratom untuk mengatasi kecanduan,” ungkap dia.

Pada 1921, senyawa kratom pertama kali diisolasi oleh Hooper. Risetnya berlangsung sejak 103 tahun lalu, bahkan sampai saat ini masih menjadi kontroversi. Dalamsalah satu paper Journal of The Chemical Society Transactions pada 1921 menyebutkan, Ellen Field mengisolasi senyawa mitragynine dan mitraversine dari Mitragyna speciosa. Dia menyebutkan, kratom digunakan untuk pengobatan pada kecanduan opium dan anestesi lokal.

Baca Juga: Fahmy Radhi, Hentikan Ekspor Laut Sebab Sama Saja Menjual Negara

Setidaknya terdapat 40 jenis senyawa alkaloid dalam daun kratom. Lima senyawa utamanya adalah mitragynine, paynantheine, speciogynine, 7-hydroxymitragynine dan speciocilatine. Kandungan senyawanya bervariasi di setiap daerah, yaitu antara 50 hingga 70 persen.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alkaloid kratomBRINekstrak daun kratomgejala putus obatin vitro dan in viivoMitragyna speciosaobat diabetes

Editor

Next Post
Guru Besar Bidang Geomorfologi Lingkungan Fakultas Geografi, Prof. Djati Mardiatno. Foto geo.ugm.ac.id.

Djati Mardiatno, Masyarakat Bisa Lakukan Mitigasi Kekeringan Mandiri

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media