Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

KLHK: Validasi Proyek Karbon Hutan Tak Sesuai Aturan Harus Dihentikan

Proses validasi proyek karbon hutan harus berdasarkan aturan yang berlaku. Jika tidak, maka proses validasi tersebut harus dihentikan karena akan mengakibatkan suhu bumi termanipulasi.

Selasa, 12 April 2022
A A
Ilustrasi suhu bumi. Foto geralt/pixabay.com.

Ilustrasi suhu bumi. Foto geralt/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meminta penghentian proses validasi proyek karbon di Sumatera dan Kalimantan karena tidak sesuai peraturan perundang-undangan. Surat permintaan penghentian telah dilayangkan kepada empat pemegang konsesi Restorasi Ekosistem di bawah Proyek Karbon RER (Restorasi Ekosistem Riau) tertanggal 14 Maret 2022.

“Kami telah melakukan evaluasi dan berpendapat, substansi laporan proyek karbon RER tersebut belum sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,” kata Dirjen PHL Agus Justianto.

Peraturan perundangan yang dimaksud adalah aturan tata laksana penerapan Nilai Ekonomi Karbon sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 dan peraturan-peraturan tentang  kehutanan, perubahan iklim, dan lainnya.

Baca Juga: Green Design, Kontribusi Dunia Fashion agar Ramah Lingkungan

Agus menjelaskan, ada risiko yang ditanggung apabila validasi karbon tak sesuai aturan. Bahwa jika capaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia meleset karena terjadinya double counting, maka akan membawa kesulitan besar bagi Indonesia dan bagi dunia.

“Artinya, upaya menjaga suhu bumi menjadi termanipulasi,” kata Agus.

Dia mengingatkan, dalam hukum Indonesia, mengambil sesuatu dari hutan dengan cara melanggar aturan juga merupakan perbuatan melawan hukum.

“Kita tidak bisa main-main dengan ini. Jangan dianggap remeh, karena bisa membawa pada bencana,” kata Agus.

Ada Sanksi untuk Pelanggar

Ilustrasi dampak perubahan iklim. Foto JodyDellDavis/pixabay.com.
Ilustrasi dampak perubahan iklim. Foto JodyDellDavis/pixabay.com.

Baca Juga: Berulang Terjadi Konflik Harimau Sumatra dengan Warga di Langkat

Kepatuhan hukum terhadap tata kelola dan tata laksana karbon oleh semua pihak, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, merupakan suatu kewajiban yang mutlak untuk ditegakkan bersama. Pemerintah tetap membuka ruang yang cukup bagi semua pihak, termasuk masyarakat, kelompok masyarakat hutan dan pebisnis untuk tetap bisa menjalankan rencana-rencana bisnisnya dalam pemanfaatan nilai ekonomi karbon secara berkelanjutan, tetapi tetap berada dalam aturan pemerintah.

Saat ini, seluruh proyek karbon sedang dievaluasi oleh KLHK. Sebagian telah memenuhi kewajiban dan kepatuhannya. Sebagian lainnya masih dalam proses menuju kepatuhan.

Selain itu, lanjut Agus, KLHK juga terus mengikuti langkah kerja semua pihak dan senantiasa melakukan pembinaan kepada setiap dunia usaha, masyarakat, dan organisasi masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan karbon. Bukan hanya dapat memanfaatkan SDA sebaik-baiknya, juga terlaksana sesuai dengan yang seharusnya.

“Jika setelah dilakukan pembinaan masih terjadi pelanggaran, maka dapat dijatuhkan sanksi yang tegas,” kata Agus.

Baca Juga: RUU TPKS Sah Menjadi UU, Puan: Hadiah Hari Kartini

Surat Menteri LHK untuk Para Gubernur

Sebelumnya, berdasarkan ketentuan, kebijakan, dan rencana kerja pengendalian perubahan iklim serta perkembangan yang mutakhir saat ini, Menteri LHK Siti Nurbaya melalui surat tertanggal 19 Januari 2022 meminta kepada gubernur se-Indonesia untuk memiliki pemahaman yang sama atas kebijakan pengendalian perubahan iklim dan setiap perkembangannya. Pemerintah daerah juga secara tepat harus dapat mengambil langkah dalam perspektif kewilayahan dan urusan/kewenangan sesuai ketentuan peraturan perundangan.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Emisi gas rumah kacaKarbon hutanKLHKmitigasiNDCPeraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021perubahan iklimProyek karbon RERSRNsuhu bumiValidasi proyek karbon hutan

Editor

Next Post
Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Foto kpk.go.id.

KPK Gelar SPI Tahun 2022 dengan Target Skor Indeks Integritas 72

Discussion about this post

TERKINI

  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon
    In IPTEK
    Senin, 16 Juni 2025
  • Ilustrasi emisi karbon akibat deforestasi. Foto bones64/pixabay.comDokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis
    In News
    Senin, 16 Juni 2025
  • Peneliti Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Maryati Surya. Foto Dok. IPB University.Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama
    In Sosok
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Peresmian Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG di Badung, Bali, 14 Juni 2025. Foto Dok. BMKG.Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Beroperasi 24 Jam Merespons Bencana
    In IPTEK
    Minggu, 15 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media