Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kucing di Turki Pernah Dianggap Pahlawan Kesehatan, Ini Alasannya

Namun era awal Republik di Turki, kucing dan hewan jalanan lainnya dianggap menjadi masalah potensial bagi kesehatan masyarakat.

Sabtu, 10 Agustus 2024
A A
Ilustrasi kucing. Foto Wanaloka.com.

Ilustrasi kucing. Foto Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Salah satu hasil riset para peniliti Pusat Riset Kewilayahan (PRW), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bahwa selalu ada keterikatan hubungan antara kucing dengan manusia dalam budaya dan sejarah Turki.

“Selalu ada cerita yang berhubungan dengan kucing dan cerita rakyat Turki. Juga dalam keseharian banyak orang, banyak tradisi verbal yang menceritakan tentang kucing,” ungkap Dosen Departemen Hubungan Internasional UII Yogyakarta, Hadza Min Fadhli Robby dalam webinar “Catizens and Citizens, Articulation of Cat Rights and Cat – Human Relations in Istanbul” pada 7 Agustus 2024 atau sehari sebelum Hari Kucing Sedunia, 8 Agustus.

Kucing dianggap memiliki pengaruh signifikan terhadap masyarakat Turki sejak Era Ottoman. Bahkan kucing dianggap sebagai pahlawan bagi masyarakat Turki karena membantu melakukan pemusnahan tikus. Kucing pun berperan menjadi pengawas kesehatan masyarakat Turki. Itulah yang membuat kedudukan kucing di Turki menjadi Istimewa.

Baca Juga: Anak Banteng Jantan Lahir di Taman Nasional Baluran

Namun seiring berjalannya waktu, kucing tidak lagi dianggap sebagai hewan penting seperti pada zaman Kesultanan Ottoman. Pada era awal Republik, kucing dan hewan jalanan lainnya dianggap menjadi masalah potensial bagi kesehatan masyarakat. Seiring modernisasi yang memunculkan tren untuk mencintai kucing dari jauh.

Hadza mengungkap kerangka konseptual yang ia gunakan. Mengkutip dari makalah Robert Garner yang mengatakan bahwa selalu ada potensi besar bagi aktivis hak-hak hewan untuk memperluas definisi penderitaan hewan.

Jadi mengapa politisasi hak-hak hewan terjadi? Hal ini untuk memastikan bahwa manusia tidak melakukan hal-hal yang membahayakan hewan. Ini juga untuk memastikan hewan dapat hidup bermartabat dan tidak boleh dirugikan oleh perlakuan manusia apapun.

Baca Juga: Industri Batu Bara Sumatera Harus Beradaptasi Transisi Energi Berkelanjutan

Hak-hak Hewan Dilindungi

Awal mula gagasan pembangunan antroposentris sangat menekankan pada keagenan manusia dan memiliki banyak hal serta mengabaikan kesejahteraan spesies lain. Ketika isu ini diperkenalkan di dunia Barat, masyarakat menyadari bahwa melindungi hak-hak hewan sama pentingnya dengan melindungi hak asasi manusia. Sebab manusia hidup di biosfer yang sama. Itulah sebab isu hak-hak hewan memasuki perdebatan politik dan definisinya terus berkembang.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: euthanisasihak-hak hewanIstambul Turkikucing jalanankucing TurkiPRW BRIN

Editor

Next Post
Medali perunggu Olimpiade Paris 2024 luntur. Foto @nyjah/instagram.

Warna Medali Olimpiade Paris 2024 Luntur, Apakah Upaya untuk Mengurangi Jejak Karbon?

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media