Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo: Potensi Material Energi Hijau atau Kutukan Panjang?

Sejumlah kandungan logam ditemukan dalam lumpur Lapindo di Sidoarjo. Peneliti kampus menyebutnya kandungan logam tersebut potensi untuk bahan baku energi hijau. Aktivis lingkungan menyebutnya kandungan logam itu adalah kutukan karena menyebabkan sejumlah penyakit.

Rabu, 2 Februari 2022
A A
Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Foto @WalhiJatim/twitter

Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Foto @WalhiJatim/twitter

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Lithium yang terkandung dalam logam tanah jarang pada lumpur Lapindo di Sidoarjo disinyalir punya potensi besar menjadi pasokan bahan baku pendukung industri-industri berbasis energi hijau. Mengingat salah satu kebijakan pemerintah dalam pengembangan energi hijau adalah percepatan produksi kendaraan listrik.

Produksi massal baterai untuk kendaraan listrik dilakukan. Meskipun Indonesia memiliki 25 persen cadangan nikel dunia sebagai bahan baku pembuatan baterai, tetapi produksi baterai juga membutuhkan lithium yang sampai saat ini belum ditemukan lokasi penambangan yang menjanjikan.

“Penemuan potensi kandungan lithium di lumpur Sidoarjo adalah kabar baik. Tentunya sangat luar biasa apabila bisa dimanfaatkan,” kata peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Amien Widodo sebagaimana dilansir dari laman its.ac.id, Senin, 31 Januari 2022.

Baca Juga: Tak Hanya Lumpur Lapindo, Semua Permukaan Bumi Mengandung Logam Tanah Jarang

Amien menjelaskan, lithium adalah salah satu Critical Raw Materials (CRMs) atau material kritis. Lantaran material itu sulit didapatkan dan tidak memiliki pengganti, tetapi memiliki manfaat yang besar. Dosen Departemen Teknik Geofisika itu juga menyebutkan material kritis ini sangat diperlukan dalam pengembangan energi hijau.

Sebelumnya, Pusat Studi Kebumian dan Bencana (sekarang Puslit MKPI) ITS telah melakukan kajian kandungan lithium yang ada dalam air lumpur Sidoarjo sejak 2016. Kajian ini dilakukan dengan adsorbsi lithium dari lumpur Sidoarjo menggunakan adsorben berbasis Lithium Mangan Oksida (LMO). Adsorben ini memiliki struktur kristal spinel yang mampu menyerap lithium. Hasil kajian ini menunjukkan kandungan lithium dengan kadar sebesar 7 – 15 bagian per juta.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2020 menggunakan teknik Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Teknik analisis ini digunakan untuk menentukan komposisi unsur dari berbagai logam.

Baca Juga: Mengenal Persoalan Energi dari Hulu ke Hilir Bersama Walhi Yogyakarta

Semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo. Foto its.ac.id.
Semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo. Foto its.ac.id.

Hasilnya, diperoleh lithium berkadar 99,26 sampai 280,46 bagian per juta dan stronsium dengan kadar 255,44 sampai dengan 650,49 bagian per juta.

“Memang terlihat perbedaan signifikan (antara kedua penelitian). Karena kami mengambil sampel berupa air lumpur, sedangkan penelitian Badan Geologi pada lumpurnya,” jelas Amien.

Dosen yang menamatkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada itu memaparkan, data yang ada saat ini masih merupakan hasil penelitian awal sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut. Amien berharap pihak ITS turut dilibatkan oleh Badan Geologi maupun pemerintah.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: ambang batas amanbateraienergi hijauginjaljantungkadmiumkendaraan listriklithiumlogam tanah jaranglumpur Lapindo SidoarjoSungai Porongtimbal

Editor

Next Post
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto bersama Utusan Khusus PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana Mami Mizutori. Foto BNPB.

Kepala BNPB Terima Utusan Khusus PBB Bahas Persiapan GPDRR 2022

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media