Wanaloka.com – Salah satu dampak perubahan iklim adalah fenomena pergeseran iklim yang tinggi di tingkat lokal. Hasil studi Climate Central bertajuk “365 Days on a Warming Planet” mencatat ada 15 besar kota dunia yang mengalami pergeseran iklim yang tinggi dan terbanyak. Salah satunya Kota Makassar yang menempati posisi ke-4 di benua Asia, yakni rata-rata harian pergeseran iklim mencapai 3,8 hari dalam setahun dengan 279 hari.
Sementara 15 besar kota dunia itu meliputi: Kota Apia di Samoa mencatat pergeseran iklim dalam setahun tertinggi di dunia dengan 331 hari (rata-rata 4,52 hari). Disusul Ngerulmud di Palau dengan 328 hari (rata-rata 4,47 hari), Saint George’s di Grenada dengan 309 hari (rata-rata 4,17 hari), Road Town di British Virgin Islands dengan 302 (rata-rata 4.01 hari), dan Moroni di Comoros dengan 296 hari (rata-rata 4,08 hari). Lalu ada Charlotte Amalies di US Virgin Islands dengan 294 hari (rata-rata 3,93 hari), Fortaleza di Brasil dengan 295 hari (rata-rata 4,05 hari), Palikir di Federasi Serikat Mikronesia dengan 293 hari (rata-rata 3,92 hari), Port-Vila di Vanuatu dengan 287 hari (rata-rata 3,92 hari), dan Kingstown di Saint Vincent and The Grenadines dengan 285 hari (rata-rata 3,89 hari).
Baca Juga: Banjir Lampung Selatan Korban Meninggal Dunia Bertambah
Kemudian General Santos di Filipina dengan 285 hari (rata-rata 3,77 hari), Zamboanga City di Filipina dengan 283 hari (rata-rata 3,86 hari), Male di Maladewa dengan 280 hari (rata-rata 3,65 hari), Makassar dengan 279 hari (rata-rata 3,8 hari), dan Capitol Hill di Northern Mariana Islands dengan 273 hari (rata-rata 3,66 hari).
Di Indonesia, Kota Makassar merupakan salah satu dari 24 kota di Tanah Air yang masuk ke dalam daftar Global Climate Shift Index Scores yang dilaporkan Climate Central. Tiga kota lain yang mencatat pergeseran iklim sebanyak lebih dari 200 hari, yakni Batam dengan 259 hari (rata-rata harian 3,5 hari), Banjarmasin dengan 254 hari (3,52), dan Tasikmalaya dengan 223 hari (3,12).
Baca Juga: Aksi Solidaritas Perempuan Yogyakarta Mengecam Kekerasan di Iran
Sedangkan Jakarta dilaporkan mengalami pergeseran iklim sebanyak 53 hari dalam setahun. Rata-rata harian pergeseran iklimnya mencapai 0,54 hari.
“Mampu mendeteksi perubahan iklim dalam cuaca sehari-hari, di mana pun di dunia, merupakan kemajuan penting dalam ilmu atribusi iklim,” kata Direktur Ilmu Iklim di Climate Central, Doktor Andrew Pershing dalam siaran pers yang diterima Wanaloka.com, 29 Oktober 2022.
Baca Juga: Google Doodle Peringati Setahun Tempe Mendoan Jadi Warisan Budaya Takbenda
Discussion about this post