Wanaloka.com – Peringatan Bencana Sangiang 1980 diselenggarakan pada 26 Desember 2024 lalu. Kali ini menapaksuai 44 tahun. Ini adalah bencana nasional yang terjadi di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan 5 kampung di lereng Gunung Ciremai tersapu arus, sebanyak 139 orang tewas, 124 luka-luka, 14 orang dinyatakan hilang, serta sebanyak 600 kepala keluarga diungsikan ke pemukiman baru.
Tim Peneliti dari Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad), yang terdiri dari Budi Gustaman, Gani A. Jaelani, dan Fadly Rahman turut berpartisipasi dalam peringatan ini.
Mereka membuka kembali memori bencana yang terjadi 44 tahun silam dengan membuat panggung yang merepresentasikan kondisi rumah pada tahun 1980 yang terbawa banjir. Juga foto-foto dan pemberitaan media massa yang menarasikan kondisi pascabencana saat 29 Desember 1980 – 22 Agustus 1981.
Baca juga: Awal 2025, Ribuan Ternak Sapi Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku
Memori tersebut dihadirkan secara visual kepada para saksi hidup, generasi muda, serta masyarakat umum. Para peneliti mendapatkan data yang melimpah dari masyarakat Sangiang berupa hasil wawancara dengan para saksi hidup sejak Februari 2024 lalu.
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini melibatkan mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah, yakni Saeful Uyun dan Ditha Sri Adriani yang berpartisipasi dalam pembuatan peta bencana melalui tracking menuju zona bencana.
Salah seorang saksi hidup dari peristiwa tersebut, sekaligus pegiat budaya di Sangiang, Diding Jaenudin menyampaikan bahwa data-data yang diberikan para peneliti Unpad menjadi salah satu pemicu masyarakat untuk menyuguhkan peringatan bencana dengan cara yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: Trekking ke Situ Gunung Sukabumi Lewat Jembatan Gantung Setengah Kilometer
Melalui data-data tersebut, masyarakat memiliki bukti-bukti otentik terkait bencana yang pernah menimpa Desa Sangiang 44 tahun lalu.
Discussion about this post