Rabu, 3 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Plastic Free July Lewat Pemanfaatan Botol Plastik hingga Piknik Bebas Plastik

Lebih dari 99 persen plastik sekali pakai diproduksi dari bahan bakar fosil. Dan emisi gas rumah kaca terjadi pada setiap tahap siklus hidup plastik, mulai dari ekstraksi gas dan minyak hingga produksi, pembakaran, penimbunan, dan bahkan daur ulang.

Senin, 29 Juli 2024
A A
Ilustrasi piknik bebas plastik. Foto StayWeird/pixabay.com.

Ilustrasi piknik bebas plastik. Foto StayWeird/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Hingga tahun 2023, Asian Development Bank mencatat Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Sebanyak 62,85 persen dari sampah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik akibat sistem pengumpulan sampah yang buruk. Outlook Energy Indonesia menyebutkan bahwa emisi gas karbon dioksida (CO2) di Indonesia pada tahun 2022 telah mencapai 696,75 ton.

Pada skenario terburuk, angka emisi CO2 di Indonesia diprediksi akan terus meningkat hingga 1.080 juta ton pada tahun 2033. Peningkatan jumlah limbah plastik dan emisi gas CO2 membuat Indonesia menghadapi tantangan serius.

Salah satu jenis sampah plastik yang kerap ditemui di lingkungan sekitar adalah kemasan botol plastik atau Polyethylene terephthalate (PET). Dengan jumlah PET yang banyak dan perlu pengelolaan, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Gadjah Mada (UGM) 2024 melakukan riset mengenai potensi penggunaan limbah plastik PET sebagai zat penyerap dalam carbon capture technology.

Baca Juga: Ruang Hidup dan Tradisi Leluhur Masyarakat Adat Tua di Kutai Kertanegara Terancam Perkebunan Sawit

Teknologi ini memanfaatkan limbah plastik PET sebagai penangkap gas CO2 di udara. Pengembangan carbon capture technology berbasis limbah plastik PET berpotensi menjadi solusi atas dua permasalahan besar lingkungan yang sedang dihadapi di Indonesia.

Tim PKM-RE ini merupakan gabungan lima mahasiswa dari lintas program studi, yaitu Pandu Sukma (Kimia 2022), Samuel Khrisna (Kimia 2022), Muhammad Hafidz (Teknik Kimia 2022), Rezinda Febri (Teknik Fisika 2023), dan Saddam Dzaki (Teknik Kimia 2022) serta didampingi Dosen Fakultas MIPA UGM Fajar Inggit Pambudi.

Menurut Pandu Sukma selaku ketua Tim PKM-RE, permasalahan limbah plastik dan emisi gas CO2 dapat diatasi dengan teknologi yang bisa menjawab permasalahan ini secara bersamaan. Solusi itu didukung data yang disebutkan Sharifian dan Kolur dalam penelitiannya pada 2022, bahwa limbah plastik PET mengandung 60 persen wt karbon sehingga berpotensi digunakan sebagai adsorben carbon capture technology dalam bentuk karbon aktif.

Baca Juga: Serba Serbi Diskusi Pertambangan di Kampus Ganesha

Berbagai penelitian sebelumnya telah mencoba untuk memanfaatkan limbah plastik sebagai adsorben carbon capture technology, tetapi masih banyak kekurangan yang perlu diselesaikan.

Menurut Muhammad Hafidz, penelitian untuk memanfaatkan limbah plastik pernah dilakukan sebelumnya. Namun kapasitas adsorpsi atau banyaknya gas CO2 yang bisa ditangkap oleh karbon aktif yang terbuat dari limbah plastik masih terbilang kecil dan kurang efektif untuk diterapkan secara masif. Kekurangan ini bisa diatasi dengan membuat komposit dengan material Zeolite 13X.

“Kami telah mengkaji bahwa kekurangan ini bisa diatasi dengan membuat komposit atau mencampurkan karbon aktif dari limbah plastik dengan material Zeolite. Salah satu yang bisa digunakan adalah Zeolite 13X,” ucap Muhammad Hafidz di kampus UGM pada 22 Juli 2024.

Baca Juga: Klaim Muhammadiyah Jadi Contoh Pertambangan Ramah Lingkungan, Ini Faktanya

Pandu menambahkan, tim ini memvariasikan komposisi campuran karbon aktif dengan Zeolite 13X dalam penelitian. Kemudian menguji material yang dihasilkan di laboratorium untuk mengetahui karakteristik luas permukaan, daya serap CO2, kristalinitas, dan validasi berhasilnya pembuatan komposit.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Tim PKM-RE ini mengklaim bahwa limbah plastik PET dapat dimanfaatkan menjadi penangkap CO2 di udara dalam bentuk karbon aktif yang dimodifikasi dengan Zeolite 13X. Modifikasi struktur karbon aktif dengan Zeolite 13X meningkatkan kapasitas adsorpsinya. Penelitian yang telah dilakukan selama empat bulan ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk menyelesaikan permasalahan sampah dan emisi CO2 yang ada di Indonesia.

Piknik Bebas Plastik

Konsisten untuk terus menyuarakan pengurangan sampah plastik sekaligus memperingati Plastic Free July, Pawai Bebas Plastik kembali diadakan untuk tahun kelima. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan parade di Car Free Day, Jakarta, yang berbeda kali ini adalah untuk memberikan sentuhan berbeda dan bisa lebih dekat dengan para audiens untuk berdiskusi terkait isu polusi plastik dengan menggelar kegiatan Piknik Bebas Plastik.

Baca Juga: Oemar Moechthar, Izin HGU 190 Tahun di IKN Ditinjau Ulang karena Potensial Konflik

Pawai Bebas Plastik diinisiasi dengan melihat masalah di Indonesia, bahwa sampah plastik tidak hanya menjadi masalah di wilayah darat saja, tetapi juga sudah menyebar ke wilayah laut. Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat dampak dari plastik sekali pakai. Bahwa tidak hanya berdampak buruk bagi lingkungan dan hewan yang hidup, tetapi juga berdampak buruk pada kesehatan manusia.

Melihat fakta-fakta tersebut, perlu ada gerakan bersama sebagai upaya pengurangan sampah plastik. Harapannya,  Indonesia dapat mencapai target untuk mengurangi sampah plastik sebesar 70 persen pada tahun 2025.

Piknik Bebas Plastik kali ini diadakan dengan serangkaian kegiatan, seperti talkshow, workshop, showcase, dan pertunjukkan seni lainnya. Talkshow dilaksanakan dengan mengangkat isu plastik yang berhubungan dengan kesehatan, iklim, dan masyarakat adat. Tak ketinggalan isu plastik berhubungan dengan seberapa besar produksi plastik dari industri minyak dan gas.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: botol plastikKampanye Piknik Bebas PlastikPlastic Free JulyPolyethylene terephthalatesampah plastik

Editor

Next Post
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto. Foto Andri/DPR.

Mulyanto, Ormas Agama Kelola Tambang seperti Kisah Perang Uhud

Discussion about this post

TERKINI

  • Kayu-kayu yang berserak usai banjir bandang di Sumatra Utara. Foto tangkapan layar kompas.com/youtube.Berulang Kali Tapanuli Selatan Dihantam Banjir Bandang Gelondongan Kayu dari Hulu
    In Lingkungan
    Rabu, 3 Desember 2025
  • Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (tengah) saat menyampaikan perkembangan bencana Sumatra di Tapanuli Utara, 29 November 2025. Foto BNPB.Anggota DPR Kritik Pernyataan Pejabat Publik Soal Banjir Sumatra Minim Empati
    In News
    Rabu, 3 Desember 2025
  • Peneliti Hidrologi Hutan dan Konservasi DAS UGM, Hatma Suryatmojo. Foto Dok. UGM.Hatma Suryatmojo, Banjir Bandang Sumatra Akibat Akumulasi Dosa Ekologis di Hulu DAS
    In Sosok
    Selasa, 2 Desember 2025
  • Tangkapan video pendek tentang banjir bandang di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Foto @masinton/instagram.Kerugian Bencana Ekologis Sumatra Rp68,67 Triliun, Tak Sebanding Sumbangan dari Tambang dan Sawit
    In Lingkungan
    Selasa, 2 Desember 2025
  • Bantuan logistik untuk wilayah terdampak bencana Sumatra, Provinsi Aceh, Provinsi Sumatra Utara, dan Provinsi Sumatra Barat. Foto BNPB.Update Bencana Sumatra, Korban Tewas 442 Orang Terbanyak di Sumut
    In Bencana
    Senin, 1 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media