Wanaloka.com – Peluncuran Pilot Project Kemitraan Pengusahaan Biomassa dan Batubara Sumatera Selatan serta Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Rehabilitasi Mangrove digelar di Jakarta pada 22 Desember 2022. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Pelindo, PT TBP, APHI, APBI, APROBI, dan GAPKI.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan KLHK, Nani Hendiarti, acara tersebut menindaklanjuti isu rehabilitasi mangrove dan cofiring biomassa yang terkait topik utama G20 di Bali lalu, yaitu mengenai transisi energi. Cofiring biomassa adalah proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU.
“Dari pertemuan COP26 UNFCCC di Glasglow 2021 lalu, Indonesia juga berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca, salah satunya dengan phasing down PLTU Batubara,” ucap Nani.
Baca Juga: Bambang Hero: Belajar Mencegah Kebakaran Hutan dengan Beternak Kambing
Ia menyatakan kegiatan tersebut merupakan aksi nyata yang menjadi salah satu bukti kolaborasi stakeholder yang lebih luas. Kegiatan tersebut diklaim untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait transisi ke energi bersih dengan mendorong pengurangan penggunaan batu bara serta meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
“Biomassa ini masuk ke dalam EBT, dan potensi yang kita miliki cukup besar. Perlu dikembangkan pemanfaatannya secara berkelanjutan, salah satunya melibatkan masyarakat,” tutur Nani.
Apabila masyarakat merasakan manfaat program tersebut, menurut Nani, masyarakat dengan senang hati akan terlibat dan mendukung upaya pengurangan emisi dari program cofiring biomassa maupun rehabilitasi mangrove.
Baca Juga: Kawasan Resapan Air Hujan Terancam Rusak Akibat Rencana Pengurangan KBAK Gunung Sewu
Discussion about this post