Senin, 19 Mei 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Ahli Geologi Unpad, Gempa Cianjur Bukan Akibat Sesar Cimandiri Tetapi Sesar Baru

Sesar Cimandiri sebagai pemicu gempa bumi darat di Cianjur ternyata masih diperdebatkan sejumlah ahli. Bahkan tak menutup kemungkinkan disebabkan sesar baru.

Rabu, 23 November 2022
A A
Dosen Teknik Geologi Unpad, Ismawan. Foto unpad.ac.id

Dosen Teknik Geologi Unpad, Ismawan. Foto unpad.ac.id

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dugaan gempa bumi di darat magnitudo M5,6 di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat pada 21 November 2022 pukul 13:21:10 WIB dipicu pergerakan sesar Cimandiri masih diperdebatkan antar para ahli. Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr. Ismawan misalnya, meragukan penyebab gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,6 di Cianjur pada 21 November 2022 dipicu pergerakan sesar Cimandiri. Sebab lokasi episenter gempa berada jauh dari bentangan sesar Cimandiri.

“Saya yakin ini bukan bagian dari sesar Cimandiri, meskipun arahnya sama,” kata Ismawan pada 22 November 2022.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi pada 21 November 2022 di Cianjur berkedalaman 10 km berpusat di darat pada koordinat 107,05 BT dan 6,84 LS, berjarak sekitar 9,65 km barat daya Kota Cianjur atau 16,8 km timur laut Kota Sukabumi.

Baca Juga: Gempa Cianjur, Data Terbaru 268 Orang Meninggal Dunia

“Gempa tersebut diduga dipicu pergerakan sesar Cimandiri. Masih perlu pengecekan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada 21 November 2022.

Sementara Daryono dalam akun Twitternya, @DaryonoBMKG pada 22 November 2022 menegaskan, gempa tersebut merupakan gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif pada zona sistem sesar Cimandiri.

Ismawan menjelaskan, jalur sesar Cimandiri bermula dari Pelabuhan Ratu, kemudian membentang ke arah timur dan berbelok ke utara di sekitar kawasan episenter gempa Cianjur. Kawasan Cugenang yang menjadi episenter gempa Cianjur berjarak sekitar 10 kilometer di sebelah utara jalur patahan Cimandiri.

Baca Juga: Dilapori Daerah Terisolir Dampak Gempa Cianjur, Presiden Jokowi: Pakai Heli

Hipotesisnya diperkuat hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan, bahwa lebar sesar Cimandiri berkisar 8 – 10 meter. Selain itu, kontur sesar Cimandiri memiliki kemiringan ke arah selatan, sehingga lokasi episenter gempa dengan kedalaman 10 kilometer dipastikan berada di luar jalur sesar tersebut.

“Kemungkinan gempa ini diakibatkan pergerakan sesar baru yang belum banyak diketahui orang,” kata Ismawan.

Belum banyak diketahui orang karena tak menutup kemungkinan jejak-jejak pelurusan sesar tersebut tertutupi beberapa faktor. Jika melihat lokasi episenter yang berada dekat dengan Gunung Gede, maka kemungkinan jejak-jejak sesar tersebut tertutupi oleh endapan gunung api.

Baca Juga: Pasca Gempa Cianjur, Waspada Bencana Longsor dan Hindari Bangunan Retak

“Kalau sesar lama, biasanya ada jejak-jejak pelurusan yang menunjukkan di situ ada sesar. Di sana, batuan vulkanik, jejak pelurusannya itu kelihatan tidak ada,” ujar Ismawan.

Apabila dilihat dari focal mechanism gempa Cianjur, ia menduga ada kemungkinan jalur sesar yang belum teridentifikasi tersebut, yaitu barat-timur atau utara-selatan. Namun, kemungkinan besar, jalur sesar tersebut mengarah barat-timur.

“Tapi gempa bumi tersebut juga bukan akibat aktivitas gunung api. Justru aktivitas sesar tersebut dikhawatirkan, apakah akan memicu aktivitas vulkanik atau tidak,” terangnya.

Baca Juga: Temui Pengungsi Gempa Cianjur, Presiden Jokowi Pastikan Beri Bantuan Perbaikan Rumah

Sementara Kepala Pusat Vulkanlogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan mengacu pada lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, kejadian gempa bumi Cianjur diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif.

“Lokasi sesar aktif berada di bagian timur laut zona sesar Cimandiri, tetapi hingga kini belum diketahui dengan baik karakteristiknya,” kata Hendra.

Getaran gempa tersebut juga terasa hingga ke Bandung. Sesar Cimandiri yang membujur dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai sekitar Padalarang disebut menjadi pemicu gempa ini.

Baca Juga: Korban Tewas Dampak Gempa Cianjur Bertambah Jadi 103 Orang

Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano menjelaskan, bahwa sesar Cimandiri tergolong sesar aktif. Sesar merupakan bidang rekahan yang disertai dengan adanya pergeseran, mengalami retakan, atau memiliki celah.

“Ada akumulasi tegangan tektonik yang menjadi gaya penerus gempa. Jika ditilik melalui pendekatan geologi, juga menunjukkan hal serupa. Sesar ini termasuk sumber gempa yang independen dan tidak dipengaruhi oleh gempa-gempa sebelumnya sehingga terdapat potensi gempa yang signifikan terjadi di masa depan,” terang Irwan.

Berdampak Parah

Baca Juga: Visual Gempabumi Cianjur M5,6 Senin 21 November 2022

Gempa Cianjur tersebut berdampak parah karena memiliki kekuatan yang cukup besar. Juga diperparah dengan lokasi episenter yang berada di daratan serta kedalaman gempa yang cukup dangkal, yaitu 10 kilometer. Kondisi ini menyebabkan banyak bangunan di atasnya menjadi rusak parah.

“Sesar-sesar yang di darat memang tidak akan menimbulkan tsunami, tetapi akibat primernya itu gedung-gedung banyak yang roboh. Kalau kedalamannya cukup dangkal, gempa kecil pun bisa merusak,” ujar Ismawan.

Selain itu, dampak peristiwa gempa bumi tidak hanya dilihat dari besaran magnitudonya, tetapi juga kedalamannya. Gempa dengan magnitudo tidak besar, tetapi dengan kedalaman yang dangkal tetap akan menimbulkan efek besar.

Baca Juga: Penanganan Pasca Gempa Cianjur, BNPB Kirim Tim TRC dan Logistik

Hendra menambahkan, jumlah korban yang banyak, salah satunya karena sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bahaya ikutancollateral hazardGempa bumigempa Cianjurgempa tektonikgolden timeITBmitigasiPVMBGsesar barusesar Cimandirisesar Lembangsesar Sumatrasumber gempa CianjurUGMUnpad

Editor

Next Post
Pencarian 151 korban hilang gempa Cianjur hari Rabu, 23 November 2022, difokuskan di empat sektor, salah satunya di Desa Sarampad. Foto BNPB, kondisi Desa Sarampad pasca gempa Cianjur.

Pencarian 151 Korban Hilang Gempa Cianjur Fokus di 4 Sektor Ini

Discussion about this post

TERKINI

  • Pusat gempa dangkal 5,2 magnitudo yang mengguncang Kota Mataram, Lombok Barat, pada Minggu, 18 Mei 2025. Foto tangkap layar Google Earth berdasarkan koordinat gempa BMKG.Kota Mataram Diguncang Lindu 5,2 Magnitudo Dirasakan Skala III MMI
    In News
    Minggu, 18 Mei 2025
  • Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dilanda bencana hidrometeorologi, banjir bandang pada Selasa, 13 Mei 2025. Foto BPBD Lumajang.Bencana Hidrometeorologi Landa Pulau Jawa dan Sulawesi Menelan Korban Jiwa
    In Bencana
    Kamis, 15 Mei 2025
  • Guru Besar Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Prof. Gunanti. Foto Dok. IPB University.Gunanti, Ayo Kolaborasi Shelter dan Animal Welfare untuk Hewan Terlantar
    In Sosok
    Rabu, 14 Mei 2025
  • Proses pencarian lanjutan pendaki hilang di Gunung Binaya di Maluku Tengah, 12-19 Mei 2025. Foto Dok. Balai TN Manusela.Pencarian Pendaki Hilang di Gunung Binaya Dilanjutkan Hingga 19 Mei 2025
    In News
    Rabu, 14 Mei 2025
  • Daun kelor. Foto Dok. Unair.Makanan Tambahan dengan Daun Kelor, Gizi Balita Stunting di Gunungkidul Alami Perbaikan
    In IPTEK
    Selasa, 13 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media