Senin, 2 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Aksi Solidaritas Perempuan Yogyakarta Mengecam Kekerasan di Iran

Sabtu, 29 Oktober 2022
A A
Aksi solidaritas perempuan Yogyakarta mengecam kekerasan di Iran. Foto dok. LBH Yogyakarta

Aksi solidaritas perempuan Yogyakarta mengecam kekerasan di Iran. Foto dok. LBH Yogyakarta

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Di atas lembar-lembar koran yang di lantai, sejumlah perempuan bergantian menabur bunga mawar. Lalu bergantian pula, mereka memotong sebagian rambutnya. Kemudian diletakkan di atas lembaran koran bertabur kembang. Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Sabtu pagi, 29 Oktober 2022, bernuansa duka.

Mereka yang bergabung dalam Solidaritas Jogyakarta untuk Iran (Sojui) adalah aktivis, jurnalis, pekerja rumah tangga, akademisi, dan mahasiswa, yang berhijab atau pun tidak tengah menggelar aksi solidaritas untuk Mahsa Amini. Dia adalah perempuan muda Iran yang tewas karena diduga dipukul polisi moral di Teheran karena tidak memakai hijab sesuai aturan.

Baca Juga: Google Doodle Peringati Setahun Tempe Mendoan Jadi Warisan Budaya Takbenda

Solidaritas berupa aksi simbolik dengan menggunting rambut merupakan penanda, bahwa perempuan berdaulat atas dirinya. Sedangkan bunga-bunga tabur yang mereka bawa adalah simbol duka cita.

Aktivis perempuan Yogyakarta, Damairia Pakpahan menjelaskan, aksi damai itu bentuk solidaritas untuk perempuan. Bukan semata masalah hijab, melainkan menentang segala bentuk pelanggaran hak asasi manusia.

Baca Juga: World Energy Outlook 2022: Perang Rusia – Ukraina Percepat Transisi Energi

“Kami menyerukan agar negara dan setiap orang menghormati pilihan perempuan mengenakan dan tidak mengenakan jilbab. Menghargai pilihan perempuan dengan bebas berdaulat,” kata Damairia dalam siaran pers yang diterima Wanaloka.com.

Aksi solidaritas itu berpijak pada kasus penangkapan perempuan beretnis Kurdistan, Mahsa Amini oleh polisi Iranpada 13 September 2022 di sebuah Stasiun Teheran. Mahsa usai turun dari kereta api. Ia datang dari Kota Saqqez bersama saudaranya. Polisi moralitas Iran menangkapnya dengan tuduhan tidak memakai hijab sesuai aturan.

Baca Juga: Menyenangkan, Cuaca Jakarta Pagi hingga Malam Cerah

Rekaman CCTV di kantor polisi merekam dia jatuh dan pingsan ketika menunggu panggilan pemeriksaan. Dia dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma, kemudian meninggal pada 16 September 2022.

Kematian Mahsa menyulut gelombang protes besar di Iran dan seluruh dunia. Kelompok hak asasi manusia Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia atau HRNA menyebutkan, pasukan keamanan Iran berlaku membabi buta. Mereka telah membunuh 244 pengunjuk rasa dan menangkap lebih dari 12.500 orang dalam demonstrasi anti-pemerintah yang dipicu kematian Mahsa Amini.

Baca Juga: Banjir Landa Lamsel dan Majene, BNPB Laporkan Dua Orang Meninggal Dunia

Sebagian demonstran yang tewas merupakan anak-anak. Komite Perlindungan Jurnalis atau Committee to Protect Journalists dan sejumlah media massa melaporkan pemerintah Iran juga menangkap dan menahan 40 jurnalis.

Aksi Sojui merupakan kelanjutan aksi yang sudah berlangsung di depan Kedutaan Iran di Jakarta pada 3 dan 18 Oktober.

Baca Juga: Misteri Gunung Api

“Kami juga mengungkapkan rasa simpati yang mendalam kepada keluarga pengunjuk rasa Iran yang luar biasa dan yang kehilangan nyawa,” ujar Damai.

Solidaritas ini mendesak Pemerintah Republik Iran untuk menghentikan kekerasan terhadap demonstran dan jurnalis. Selain itu, aksi ini juga mendesak Pemerintah Republik Islam Iran untuk melakukan investigasi ulang secara independen dengan metode yang transparan dan jujur untuk mengungkap kematian Mahsa Amini.

Baca Juga: Covid-19 Terus Bermutasi, Masyarakat Jangan Khawatir Berlebihan

Pemerintah Indonesia sepatutnya bersuara dan mendesak Pemerintah Iran untuk menghentikan segala bentuk kekerasan seperti penangkapan, pemukulan, dan penembakan pengunjuk rasa yang memperjuangkan hak asasi manusia.

Pemaksaan pemakaian jilbab tidak hanya terjadi di Iran, melainkan juga di Indonesia. Human Rights Watch (HRW) menerbitkan laporan tentang berbagai aturan pemaksaan pemakaian jilbab di sekolah-sekolah negeri dan kantor pemerintahan pada Maret 2021. Temuan HRW menunjukkan pengalaman korban pemaksaan jilbab dalam bentuk intimidasi, perundungan, penghakiman publik, dan teror psikologis yang membuat korban trauma.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: aktivis perempuan YogyakartaHak asasi manusiajilbabkekerasan di IranLBH YogyakartaMahsa Aminipemerintah IranSolidaritas Jogjakarta untuk Iranthe Special Rapporteur on Peaceful Assembly

Editor

Next Post
Korban meninggal dampak banjir melanda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, bertambah. Foto Dok BNPB.

Banjir Lampung Selatan Korban Meninggal Dunia Bertambah

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi daging kurban dibungkus daun jati. Foto kemenagsidoarjo.com.Solusi Penumpukan Sampah Plastik dan Limbah Hewan Kurban Saat Iduladha
    In News
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Suasana aktivitas di sekitar tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon usai longsor, 30 Mei 2025. Foto Dok. BPBD Cirebon.Jumlah Korban Longsoran Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Jadi 14 Jiwa
    In Bencana
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Tim gabungan melakukan evakuasi para korban yang tertimbun longsoran tambang galian C di Gunung Kuda, Cirebon, 30 Mei 2025. Foto Dok. BNPB.Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Longsor, 10 Orang Tewas Tertimbun
    In Bencana
    Jumat, 30 Mei 2025
  • Peluncuran buku liputan investigsi tentang PSN, 28 Mei 2025. Foto Dok. AJI.Buku Liputan Investigasi 14 Jurnalis Soal Proyek PSN Tiga Daerah Diluncurkan
    In News
    Kamis, 29 Mei 2025
  • Danau Toba di Sumatera Utara. Foto Dok. Kemenpar.Kartu Kuning Sejak 2023, Keanggotaan Kaldera Toba dalam UNESCO Global Geopark Terancam Dicabut
    In Rehat
    Rabu, 28 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media