“Riset ini sudah berlangsung selama 16 tahun. Risiko tersebut tidak main-main,” tutur Mirza.
Apabila seseorang memiliki jantung koroner, lanjutnya, lebih berisiko terhadap serangan jantung.
Baca Juga: Masyarakat Diminta Waspada, Ada Potensi Likuefaksi Usai Gempa Pasaman
Kedua, mengakibatkan obesitas sehingga memicu munculnya penyakit-penyakit lainnya. Lantaran tidak sarapan menjadikan tingkat lapar tinggi sehingga akan makan dengan kalap dalam porsi yang tidak terkontrol pada siang atau malam harinya. Kecenderungan makanan yang dipilih adalah makanan cepat konsumsi yang tinggi lemak yang akan memicu diabetes, darah tinggi, serta serangan jantung.
Ketiga, risiko terkena kanker. Sebab keseimbangan metabolisme dalam tubuh terganggu. Akibatnya, tubuh berlebih atau kekurangan zat penting untuk kebutuhan sel tubuh sehingga meningkatkan risiko terkena kanker.
Keempat, melewatkan sarapan bisa menurunkan fungsi otak. Penurunan fungsi kognitif yang biasanya terjadi salah satunya demensia.
Jadi, lanjut Mirza, sarapan harus dipertahankan sebagai sebuah kebiasaan karena dampaknya akan terasa dalam jangka panjang. Akibatnya, rentan terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.
Jangan melebihi pukul 9 pagi
Penentuan jam waktu makan telah dikaji tidak hanya berdasarkan kebiasaan saja. Namun, terdapat kajian ilmiah yang dilakukan berdasarkan jumlah energi yang digunakan (energy expenditure) selama 24 jam seseorang melakukan kegiatan.
Baca Juga: Masa Endemi Tetap Prokes, Kecuali Ada Vaksin 100 Persen Kebal Covid-19
Energy expenditure akan meningkat kebutuhannya seiring berjalannya waktu. Saat siang hingga sore biasanya meningkat dan akan menurun perlahan saat malam hari. Puncak kebutuhan energi berbeda-beda. Hal tersebut menjadi alasan mengapa waktu sarapan, makan siang, dan makan malam beda berdasar kebutuhan energi tubuh saat beraktivitas .
“Jam 6-9 waktu bagus untuk sarapan pagi dan idealnya antara jam 7-8. Namun bisa disesuaikan dengan aktivitas. Jangan sampai lewat jam 9 karena sudah masuk persiapan pemenuhan kebutuhan makan siang,” terang Mirza. [WLC02]
Sumber: ugm.ac.id, 24 Februari 2022.
Discussion about this post